kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.714   4,00   0,02%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Ini Dampak Besar Kebijakan Pembatasan Mineral Kritis China Terhadap PDB AS


Rabu, 12 November 2025 / 07:19 WIB
Ini Dampak Besar Kebijakan Pembatasan Mineral Kritis China Terhadap PDB AS
ILUSTRASI. Kebijakan ekspor China terhadap sejumlah mineral penting diperkirakan bisa memangkas produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat lebih dari US$ 1 miliar per tahun. REUTERS/Melanie Burton


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kebijakan ekspor China terhadap sejumlah mineral penting diperkirakan bisa memangkas produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat lebih dari US$ 1 miliar per tahun, menurut analisis Macquarie Group.

Meski ketergantungan AS terhadap impor dari China tidak sebesar yang sering digembar-gemborkan, dampaknya tetap signifikan.

Mengutip Mining.com, analisis ini merupakan hasil pemodelan ekonomi yang dipimpin oleh Kepala Ekonom Macquarie, Ric Deverell, dengan fokus pada lima mineral langka yang saat ini dibatasi ekspornya oleh China: samarium, lutetium, terbium, dysprosium, serta gallium.

Kelima mineral tersebut tercantum dalam daftar terbaru “critical minerals” pemerintah AS, yang kini mencakup 60 jenis mineral, termasuk tembaga (copper) dan perak (silver).

Ketergantungan AS pada Mineral Impor Masih Tinggi

Dalam laporan yang dirilis Selasa (11/11/2025), tim Macquarie memaparkan tingkat ketergantungan Amerika terhadap sumber mineral dari luar negeri.

Hasilnya, pada tahun lalu AS sepenuhnya bergantung pada impor untuk 12 jenis mineral, dan lebih dari 50% bergantung pada 33 mineral lainnya.

Pada 2024, produksi tambang domestik AS hanya bernilai sekitar US$ 17,5 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan nilai total impor mineralnya yang mencapai US$ 65 miliar.

China—yang menjadi rival ekonomi utama AS—masih mendominasi dalam hal produksi dan pemrosesan mineral di tingkat global.

Baca Juga: China Umumkan Pembatasan Ekspor Bahan Kimia setelah Kesepakatan Fentanyl dengan Trump

Dampak Langsung Pembatasan Ekspor China

Menariknya, data Macquarie menunjukkan bahwa China bukan pemasok terbesar bagi AS. Mineral asal China hanya mencakup US$ 2 miliar atau sekitar 3% dari total impor AS.

Sebaliknya, pemasok utama mineral kritis bagi AS justru datang dari Kanada (32%), Cile (10%), Meksiko (8%), dan Afrika Selatan (7%). Sekilas, ini menunjukkan bahwa AS sudah berhasil menghindari ketergantungan berlebihan pada China.

Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.

AS tetap sangat bergantung pada sejumlah mineral penting untuk industri pertahanan dan teknologi canggih.

Macquarie memperkirakan bahwa AS masih bergantung sekitar 80% pada impor untuk senyawa dan logam tanah jarang (rare earth), dan sekitar 70% dari jumlah itu berasal dari China.

Dengan kata lain, pembatasan ekspor China terhadap mineral kunci seperti samarium, lutetium, terbium, dan dysprosium akan menimbulkan dampak ekonomi besar bagi AS.

Baca Juga: China Tangguhkan Larangan Ekspor Galium dan Germanium ke AS hingga 2026

Macquarie memperkirakan kerugian PDB AS bisa mencapai lebih dari US$ 1 miliar dalam satu tahun.

Namun, kerugian terbesar justru bersifat strategis, karena banyak industri penting AS masih bergantung pada pasokan logam tanah jarang dari China, termasuk sektor semikonduktor yang membutuhkan gallium sebagai bahan utama.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×