Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melihat risiko tersebut, Macquarie menilai Australia berpotensi menjadi alternatif baru bagi AS.
Kedua negara baru-baru ini menandatangani kerangka kerja kemitraan mineral kritis, yang membuka peluang besar bagi ekspansi pasokan non-China.
Menurut estimasi Macquarie, Australia memiliki lebih dari 15% cadangan mineral kritis dunia, dan memproduksi hampir separuh dari daftar mineral penting AS.
Meskipun produksinya sempat melemah dalam lima tahun terakhir akibat pasar yang lesu, tren ini diperkirakan akan berbalik naik dengan rencana investasi senilai lebih dari US$ 50 miliar hingga Oktober 2024.
Saat ini, Australia baru menyumbang sekitar 2% dari total impor mineral kritis AS, tetapi Macquarie memperkirakan Australia berpotensi menggantikan seluruh impor AS dari China dalam beberapa tahun mendatang.
Tonton: Bertemu di Korea, Trump dan Xi Jinping Sepakat Akhiri Perang Dagang
Kesimpulan
Pembatasan ekspor mineral penting oleh China dapat memangkas PDB AS lebih dari US$ 1 miliar per tahun, sekaligus menyoroti betapa rentannya rantai pasok mineral global yang menopang industri strategis seperti pertahanan dan semikonduktor. Meski AS tampak telah mendiversifikasi sumbernya, ketergantungan tinggi terhadap logam tanah jarang dari China masih menjadi risiko ekonomi dan geopolitik utama. Australia kini muncul sebagai mitra potensial baru yang dapat membantu AS mengurangi ketergantungan itu, seiring meningkatnya investasi besar di sektor mineral kritis global.













