Sumber: BBC News, Reuters | Editor: Dikky Setiawan
WASHINGTON. Menteri Keuangan Amerika Serikat Jack Lew memohon tindakan cepat kepada Kongres untuk menyetujui menaikkan batas pinjaman negara sebesar US$ 16,7 triliun.
Dalam sebuah surat yang dikirim kepada Ketua Kongres, John Boehner, Lew memberikan pernyataan yang menggarisbawahi seberapa dekat Washington akan kehabisan anggaran.
Lew mengatakan, kegagalan untuk mencapai kesepakatan peningkatan batas pinjaman akan menjadi "bencana" bagi perekonomian AS.
Lew memperkirakan, pada 17 Oktober 2013, batas kemampuan pembayaran utang pemerintah telah habis dan hanya menyisakan US$ 30 miliar di kas negara.
“Kami memproyeksi, pada 17 Oktober pemerintah hanya akan memiliki dana sekitar US$ 30 miliar untuk memenuhi komitmen pembayaran utang negara,” kata Lew.
Badan Anggaran Kongres memperkirakan, pada 22 Oktober mendatang, pemerintah tidak akan sanggup membayar semua tagihan utangnya.
"Jika kita memiliki uang tunai yang cukup di tangan, mustahil bagi Amerika Serikat harus memenuhi semua kewajiban utangnya untuk pertama kalinya dalam sejarah negara," kata Lew.
Syarat persetujuan kongres
Karena itu, Lew mendesak Kongres untuk "bertindak segera" meningkatkan batas plafon pinjaman negara sebesar US$ 16,7 triliun yang telah diajukan sejak Mei lalu.
Sebelumnya, Pemerintahan Obama dan Partai Republik menemui jalan buntu untuk memperpanjang batas pinjaman yang diperlukan negara guna menghindari default alias gagal bayar.
Presiden Barack Obama dan Partai Demokrat menyatakan, pemerintah tidak akan berunding dengan Partai Republik atas syarat yang diajukan.
Partai Republik mengajukan syarat agar Pemerintah menyetujui pemangkasan anggaran sebagai imbalan agar Kongres mendukung peningkatan batas pinjaman tersebut.
Sebagai imbalan untuk mendukung kenaikan plafon, Partai Republik mendorong agar pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan.
Hal itu, termasuk menunda selama setahun pengenalan Undang-Undang Perawatan Terjangkau, yang akan meningkatkan manfaat program kesehatan pemerintah Obama. Program itu dikenal dengan sebutan “Obamacare”.