Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Per hari Minggu (27/9) kemarin, jumlah kematian akibat virus corona menyentuh angka 1 juta di seluruh dunia. Angka yang luar biasa sejak kasus kematian pertama tercatat di China bulan Januari lalu.
Amerika Serikat (AS) menyumbang angka kematian terbanyak, dengan 209.453 kematian sampai hari ini, Senin (28/9).
Disusul oleh Brasil dengan 141.776 dan India dengan 95.574. Angka tersebut menunjukkan bahwa virus telah cepat meyebar ke berbagai penjuru dunia.
Sampai hari ini, total kematian akibat virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 1.002.389, menurut data dari Worldometers.
Krisis kesehatan ini telah merambat ke sektor penting lainnya. Virus corona terbukti telah menyebabkan masalah ekonomi global yang serius.
Satu per satu negara mulai mengumumkan kemerosotan ekonomi. Bahkan negera ekonomi besar seperti AS, China, dan Jepang pun kesulitan menghadapi dampak ekonomi dari virus corona.
Baca Juga: Sejumlah negara Eropa ini terancam serangan corona gelombang kedua
Pembatasan sosial memaksa lebih dari 4 miliar orang di seluruh dunia berdiam diri di rumah, tidak bisa bekerja, hingga kehilangan pendapatan.
Satu-satunya harapan dunia asaat ini adalah vaksin, yang sampai sekarang masih belum juga tersedia.
IMF awal tahun ini memperingatkan bahwa guncangan ekonomi bisa menyebabkan krisis lebih besar karena PDB dunia runtuh ke titik terendah.
Di Eropa, beberapa negara besar seperti Inggris, Italia, hingga Perancis sedang dihadapkan pada gelombang kedua penyebaran virus corona.
Penggunaan masker dan pemberlakuan jarak sosial di tempat umum kini mulai diperketat di hampir semua wilayah di dunia.
"Satu juta adalah angka yang mengerikan dan kita perlu merenungkannya sebelum kita mencapai satu juta yang berikutnya," ungkap direktur program darurat WHO, Michael Ryan, Jumat (25/9), dikutip oleh Channel News Asia.