kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Ketegangan Memuncak! China Peringatkan Negara-Negara Jangan Mau Jadi Kuda Troya AS


Senin, 21 April 2025 / 13:46 WIB
Ketegangan Memuncak! China Peringatkan Negara-Negara Jangan Mau Jadi Kuda Troya AS
ILUSTRASI. Chinamenuduh AS menyalahgunakan tarif dagang dan memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan ekonomi yang merugikan China. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada hari Senin menuduh Amerika Serikat menyalahgunakan tarif dagang dan memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan ekonomi yang merugikan China. Peringatan ini menambah ketegangan dalam perang dagang yang terus memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.

Dalam pernyataan resmi, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa mereka akan menentang keras jika ada pihak yang bersepakat dengan AS dengan mengorbankan kepentingan China, dan akan mengambil langkah balasan yang tegas dan setara.

Laporan Bloomberg dan Tanggapan Beijing

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump sedang bersiap menekan negara-negara lain agar mengurangi hubungan dagang mereka dengan China jika ingin mendapatkan pengecualian tarif dari AS—bahkan disebutkan kemungkinan sanksi moneter.

Trump sebelumnya menunda penerapan tarif untuk banyak negara kecuali China, dan telah menaikkan tarif pada impor China hingga 145%, yang dibalas China dengan tarif 125% pada produk AS.

Baca Juga: Hadapi Tarif Trump, Negara Asia Kompak Borong Minyak dan Gas Amerika Serikat (AS)

Respons Global dan Sikap Negara Lain

Kementerian Perdagangan China mengkritik AS karena menerapkan tarif berdasarkan dalih kesetaraan, namun pada saat yang sama memaksa negara lain untuk bernegosiasi ulang dengan pendekatan timbal balik. Beijing juga menyatakan kesiapan untuk memperkuat kerja sama internasional.

“Faktanya, tidak ada negara yang ingin memilih pihak,” ujar Bo Zhengyuan, konsultan di Plenum. Ia menambahkan bahwa negara-negara Asia Tenggara yang sangat tergantung pada investasi dan teknologi dari China kemungkinan besar tidak akan menuruti permintaan AS.

Aksi Balasan di Panggung Internasional

Sebagai bagian dari strateginya, China berencana mengadakan pertemuan informal Dewan Keamanan PBB minggu ini untuk menuduh AS melakukan aksi pem-bully-an global lewat senjata tarif, yang menurut China mengancam upaya perdamaian dan pembangunan global.

Di sisi lain, Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, mengungkapkan bahwa hampir 50 negara telah menghubungi AS untuk membahas tarif tambahan. Jepang bahkan mempertimbangkan untuk menambah impor kedelai dan beras dari AS, sementara Indonesia berencana mengalihkan sebagian impor dari negara lain ke AS.

Dampak Ekonomi dan Ketegangan Teknologi

Ketegangan ini telah mengguncang pasar finansial, dengan kekhawatiran bahwa perang tarif bisa memicu resesi global. Saham China pada hari Senin sedikit naik, meskipun investor tetap berhati-hati.

Baca Juga: Surplus Dagang RI Terancam Rontok Gara-Gara Trump

AS juga berusaha menghambat kemajuan teknologi China, khususnya dalam produksi chip AI dan semikonduktor, dengan alasan keamanan nasional. Nvidia bahkan harus mencatat kerugian hingga US$5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip ke China.

ASEAN di Tengah Konflik

Presiden China Xi Jinping minggu lalu mengunjungi tiga negara Asia Tenggara, menyerukan agar mitra dagangnya menolak kebijakan sepihak. Dalam artikelnya di media Vietnam, Xi menyebut bahwa "tidak ada pemenang dalam perang dagang".

Data terbaru menunjukkan bahwa ASEAN kini menjadi mitra dagang terbesar China, dengan nilai perdagangan mencapai US$234 miliar pada kuartal pertama 2025. Sebaliknya, nilai perdagangan ASEAN-AS mencapai US$476,8 miliar pada 2024, menjadikan AS mitra terbesar keempat ASEAN.

Selanjutnya: Promo HUT HokBen di Bulan April 2025 dengan Yup Sampai Gofood Spesial 40 Tahun

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 21-24 April 2025, Ayam Kampung Diskon hingga Rp 14.000



TERBARU

[X]
×