Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Diplomat top Amerika Serikat (AS) untuk Asia Timur mengatakan, Washington bisa menanggapi dengan sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China yang terlibat dalam pemaksaan di Laut China Selatan.
"Tidak ada yang di luar meja, ada ruang untuk itu. Ini adalah bahasa yang China mengerti, tindakan demonstratif dan nyata," kata David Stilwell, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur, Selasa (14/7), seperti dikutip Reuters.
Pernyataan Stilwell kepada sebuah lembaga think tank di Washington tersebut ketika ditanya, apakah sanksi adalah kemungkinan tanggapan Washington terhadap tindakan Beijing.
Baca Juga: Malaysia: 89 kali kapal AL Tiongkok langgar perairan kami di Laut China Selatan
Stilwell berbicara sehari setelah AS menolak klaim Tiongkok atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sebagai "benar-benar melanggar hukum". Ini sebuah sikap yang menurut Beijing meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Washington telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur perairan strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi. Tapi, pengumuman pada Senin (13/7) mencerminkan nada yang lebih keras.
Menghancurkan perdamaian dan stabilitas regional
Cina mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi. Tetapi, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya di perairan yang menjadi jalur perdagangan senilai US$ 3 triliun per tahun.
Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan di atas atol di Laut China Selatan, tetapi mengatakan niatnya damai.
Sebelumnya pada Selasa (14/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengutuk penolakan AS atas klaim China.
Baca Juga: Memanas, Jepang sebut China terus berupaya ubah status quo di Laut China Selatan
"Ini dengan sengaja menimbulkan kontroversi mengenai klaim kedaulatan maritim, menghancurkan perdamaian dan stabilitas regional, dan merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab," katanya seperti dilansir Reuters.
Hubungan AS-China semakin lama semakin tegang atas berbagai masalah, termasuk penanganan Tiongkok terhadap virus corona baru dan cengkeramannya yang semakin ketat di Hong Kong.