Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Lingkungan bisnis yang menantang telah menyeret kekayaan Chang. Kekayaan bersih Chang pun turun 27% menjadi US$ 1,5 miliar di akhir 2018 dari sebelumnya US$ 2,05 miliar.
Chang, yang memiliki sekitar 94% saham di PIL, menolak berkomentar prospek bisnis perusahaan yang ia dirikan tersebut.
Sementara sang anak, Teo tetap optimistis tentang prospek perusahaan keluarganya itu. Dalam pesan yang dia posting di situs web perusahaan pada bulan Desember 2018 lalu, Teo menuliskan, “Kegiatan perusahaan dan bisnis kami berada di posisi yang baik dan tetap optimistis untuk menghadapi tantangan di masa depan."
Baca Juga: Belajar dari Jack Ma, si manusia gaptek yang menjelma menjadi miliarder
Teo menolak berkomentar untuk cerita ini, tetapi juru bicara PIL mengatakan Teo masih memegang pandangan itu. Sementara PIL mungkin menderita, laba bersih di Singamas Container, pembuat kontainer kargo terbesar kedua di dunia yang 41% dimiliki oleh PIL, naik 74% menjadi US$ 72 juta pada tahun 2018.
PIL menambah 12 kapal peti kemas baru antara akhir 2017 dan awal 2019, sehingga total armadanya mencapai 180 kapal dan mampu mengangkut 500.000 peti kemas.
Perusahaan ini juga mencari peluang berinvestasi di terminal kontainer dan pusat logistik di negara-negara berkembang seperti Nigeria, Sudan dan Tanzania untuk melengkapi operasi pengirimannya.
Baca Juga: Peringatan resesi teranyar: Kaum tajir mulai ogah berbelanja
PIL, yang merupakan salah satu dari 10 perusahaan pengangkut peti kemas terbesar di dunia, memiliki pasar yang kuat di Afrika dan melayani jalur perdagangan trans-Pasifik dan utara-selatan.
Catatan Forbes, Chang Yun Chung merupakan orang terkaya ke-22 di Singapura. Chang juga tercatat sebagai orang terkaya dunia urutan 1.116.