kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Chang Yun Chung, miliarder tertua di dunia berjuang menyelamatkan bisnisnya


Kamis, 29 Agustus 2019 / 14:52 WIB
Kisah Chang Yun Chung, miliarder tertua di dunia berjuang menyelamatkan bisnisnya
ILUSTRASI. Chang Yun Chung, miliarder paling tua di dunia


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Sebagai miliarder, nama Chang Yun Chung memang tak terlalu kondang. Tapi tahukah Anda, Chang Yun Chung adalah miliarder tertua di dunia saat ini.

Mengutip Forbes, Rabu (28/8), miliarder asal Singapura tersebut pada bulan Agustus ini genap berusia 101 tahun. Dia memang sudah tidak terlalu aktif lagi mengurusi langsung bisnisnya.

Baca Juga: Harta amblas US$ 15 miliar, orang-orang terkaya Hong Kong serukan stop aksi demo

Sejak tahun lalu, Chang sudah menyerahkan kendali perusahaan pelayaran yang ia dirikan pada tahun 1967, Pacific International Lines (PIL), kepada putranya Teo Siong Seng. Tetapi Chang bukan tipikal orang yang mau duduk manis.

Saban hari, Chang tetap datang ke kantor dan memberikan panduan strategis kepada dewan direksi dalam kapasitasnya sebagai Chairman Emeritus PIL.

Teo, yang mengambil alih sebagai ketua eksekutif PIL pada April 2018, mungkin masih memerlukan saran ayahnya ketika ia menavigasi perusahaan melalui masa-masa sulit.

Baca Juga: Wow, kekayaan 20 keluarga terkaya di Asia ini menembus Rp 6.403 triliun

PIL membukukan kerugian bersih senilai US$ 208 juta pada tahun 2018 dari laba bersih sebanyak US$ 119 juta pada tahun sebelumnya. PIL menelan kerugian karena tarif angkutan yang lebih rendah dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi.

Padahal volume pengiriman meningkat dan mendorong pendapatan PIL naik 11% menjadi US$ 4,5 miliar di 2018. Memanasnya perang dagang China-Amerika Serikat (AS) membuat segalanya semakin sulit tahun ini.

Lingkungan bisnis yang menantang telah menyeret kekayaan Chang. Kekayaan bersih Chang pun turun 27% menjadi US$ 1,5 miliar di akhir 2018 dari sebelumnya US$ 2,05 miliar.

Chang, yang memiliki sekitar 94% saham di PIL, menolak berkomentar prospek bisnis perusahaan yang ia dirikan tersebut.

Sementara sang anak, Teo tetap optimistis tentang prospek perusahaan keluarganya itu. Dalam pesan yang dia posting di situs web perusahaan pada bulan Desember 2018 lalu, Teo menuliskan, “Kegiatan perusahaan dan bisnis kami berada di posisi yang baik dan tetap optimistis untuk menghadapi tantangan di masa depan."

Baca Juga: Belajar dari Jack Ma, si manusia gaptek yang menjelma menjadi miliarder

Teo menolak berkomentar untuk cerita ini, tetapi juru bicara PIL mengatakan Teo masih memegang pandangan itu. Sementara PIL mungkin menderita, laba bersih di Singamas Container, pembuat kontainer kargo terbesar kedua di dunia yang 41% dimiliki oleh PIL, naik 74% menjadi US$ 72 juta pada tahun 2018.

PIL menambah 12 kapal peti kemas baru antara akhir 2017 dan awal 2019, sehingga total armadanya mencapai 180 kapal dan mampu mengangkut 500.000 peti kemas.

Perusahaan ini juga mencari peluang berinvestasi di terminal kontainer dan pusat logistik di negara-negara berkembang seperti Nigeria, Sudan dan Tanzania untuk melengkapi operasi pengirimannya.

Baca Juga: Peringatan resesi teranyar: Kaum tajir mulai ogah berbelanja

PIL, yang merupakan salah satu dari 10 perusahaan pengangkut peti kemas terbesar di dunia, memiliki pasar yang kuat di Afrika dan melayani jalur perdagangan trans-Pasifik dan utara-selatan.

Catatan Forbes, Chang Yun Chung merupakan orang terkaya ke-22 di Singapura. Chang juga tercatat sebagai orang terkaya dunia urutan 1.116.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×