Sumber: Business Insider | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Vaksin virus corona baru buatan Moderna memiliki efektivitas hingga 94,5%. Siapa sangka, ternyata Moderna berhasil menemukan formula vaksin tersebut hanya dalam waktu dua hari, bahkan sebelum Covid-19 menjadi pandemi.
Proses pengembangan vaksin virus corona oleh Moderna terbilang cepat. Hanya kolaborasi Pfizer dan BioNTech yang mengalahkan Moderna dalam mengumumkan hasil dari uji klinis tahap akhir dari vaksin Covid-19.
Dengan tingkat kemanjuran hingga 94,5%, vaksin virus corona besutan Moderna, perusahaan asal Amerika Serikat, jadi salah satu vaksin paling potensial untuk nantinya bisa diproduksi massal dan dijual ke banyak negara.
Menariknya, fakta menunjukkan, Moderna merancang vaksin corona mereka hanya dalam waktu dua hari pada bulan Januari lalu. Bahkan, sebelumm Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan pandemi.
Baca Juga: Facebook mulai bersih-bersih postingan hoax terkait vaksin corona
Vaksin corona Moderna dirancang dalam waktu dua hari
Pada 6 Januari 2020 lalu, CEO Moderna Stéphane Bancel mengirim e-mail kepada Barney Graham, seorang peneliti vaksin di National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat.
Melansir Business Insider, saat itu Bancel mulai mendeteksi keberadaan virus misterius di Wuhan, China. Ia kemudian melakukan diskusi dengan Graham mengenai pengembangan vaksin untuk virus misterius tersebut.
Kerjasama antara Moderna dan NIH sudah terjalin sejak 2017, terutama dalam hal pengembangan vaksin. Mendengar kabar terbaru tersebut, NIH setuju untuk memulai penelitian vaksin untuk virus yang kini dikenal sebagai SARS-CoV-2.
Baca Juga: Obama, Bush & Clinton bersedia menerima vaksin COVID-19 di depan umum
Pada 11 Januari, peneliti dari China menerbitkan urutan genetik dari novel coronavirus. Dua hari berselang, tim ilmuwan Moderna dan NIH telah berhasil menyelesaikan urutan genetik yang menjadi formula dasar pembuatan vaksin virus corona di kemudian hari.
Dalam wawancaranya dengan New York Times, Bancel bahkan mengatakan, virus corona bukan merupakan virus yang rumit.
Kloter calon vaksin corona pertama dari Moderna dikirimkan ke NIH pada 24 Februari. Peneliti memberikan dosis pertama pada 16 Maret di Seattle, Washington. Moderna juga berhasil meluncurkan uji klinis pertama dari vaksin COVID-19.
Kecepatan respons Moderna ini berkat dukungan teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain.
"Kami tidak melewatkan langkah apapun, kami sebenarnya memiliki teknologi yang lebih baik," ungkap Albert Rizzo, Kepala Petugas Medis American Lung Association, seperti dikutip dari Business Insider.