kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah warga New York dan California masuki fase baru krisis corona


Sabtu, 21 Maret 2020 / 08:28 WIB
Kisah warga New York dan California masuki fase baru krisis corona
ILUSTRASI. Seorang lelaki dengan masker bedah berjalan di depan New York Stock Exchange (NYSE) ketika virus corona baru terus memengaruhi pasar saham di Manhattan, New York City, New York, AS, 16 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Puluhan juta warga New York dan California memasuki fase baru dalam krisis virus corona baru di Amerika Serikat (AS) pada Jumat (20/3).

Mereka harus tinggal di rumah atau kelur sambil menjaga jarak dua meter dari satu sama lain mengikuti perintah negara untuk semua pekerja yang tidak penting untuk tetap di dalam ruangan.

Menerapkan pembatasan baru yang keras, perintah itu membatasi aktivitas hingga 60 juta orang di dua negara bagian yang paling padat penduduknya. Tapi, membolehkan bisnis menyediakan layanan dan barang penting, seperti makanan, obat-obatan, listrik, dan air.

Mengutip Reuters, Gubernur New Jersey Phil Murphy mengatakan, dia berencana memberikan perintah yang sama untuk menutup semua bisnis yang tidak penting dalam 24 jam ke depan. Hampir sembilan juta orang tinggal di negara bagian Barat New York ini. 

Baca Juga: Ini kunci Jerman tangani virus corona sehingga angka kematian rendah

Illinois, yang meliputi Chicago dan memiliki sekitar 12,7 juta penduduk, juga memerintahkan pekerja yang tidak penting untuk tinggal di rumah.

Pemerintah AS sudah menyebarkan pesan untuk sekitar 1 dari 5 orang di negeri uak Sam yang berisi imbauan untuk tinggal di rumah dari populasi 325 juta.

Empat negara bagian yang telah melarang atau akan segera melarang bisnis yang tidak penting tutup dan meminta penduduk untuk tinggal di rumah menyumbang sekitar 30% dari ekonomi AS, raksasa ekonomi dunia..

Di Los Angeles, San Francisco, dan Kota New York bahkan lebih sedikit orang terlihat di jalanan belakangan, setelah arahan dari Gubernur California Gavin Newsom dan Gubernur New York Andrew Cuomo.

Di Central Park, New York, beberapa pesepeda dan pelari berada di jalur, sebagian besar sendirian tetapi beberapa berpasangan.

Baca Juga: New York ubah 10.000 kamar hotel jadi rumahsakit darurat virus corona

"Ini nyata dan menakutkan, saya benci itu," kata ahli terapi fisik Kerry Cashin, 49 tahun, warga New York, kepada Reuters. "Saya merasa seperti saya selalu tahu itu akan berjalan seperti ini, tetapi itu membuat saya takut".

Hanya dua lusin orang berkeliaran di luar Dolby Theatre Hollywood di Los Angeles, rumah dari acara Piala Oscar, sebuah area yang biasanya penuh oleh ratusan turis saban harinya.

Zane Alexander, warga Los Angeles, California, mengatakan, dia sedang dalam perjalanan untuk mengambil gaji terakhirnya. Dia bekerja di tim apotik lapangan untuk ganja medis, pekerjaan yang biasanya membuatnya di luar. 

Alexander bilang, ia mendapat pemberitahuan Kamis (20/3) malam bahwa timnya dibubarkan sampai pemberitahuan lebih lanjut. "Benar-benar bisa dimengerti," kata pria 27 tahun ini. Tapi, "Saya sungguh berharap bukan itu masalahnya".

Baca Juga: Tegas batasi penyebaran virus corona di Prancis, popularitas Macron melonjak

Sementara Jerry Rasmussen, duduk di bangku publik saat langit cerah sambil membaca San Francisco Chronicle di lingkungan pusat Kota Cole Valley, California, dengan pembersih tangan, sarung tangan, dan masker di sampingnya.

"Saya pikir, berada di luar seperti ini cukup aman, selama saya tidak terlalu dekat dengan siapa pun," kata pensiuanan 73 tahun ini kepada Reuters.

Peralatan medis

Cuomo meminta lebih banyak tenaga medis dan persediaan, seperti ventilator dan masker pelindung, untuk menangani kasus-kasus virus corona yang bisa membanjiri rumahsakit di negara bagiannya yang berpenduduk hampir 20 juta jiwa.

"Ventilator untuk perang (melawan virus corona) ini adalah misil saat Perang Dunia Kedua," kata Cuomo seperti dilansir Reuters. 

Gubernur New York menyatakan, negara akan "membayar premi" kepada perusahaan-perusahaan yang bisa menyediakan lebih banyak alat pelindung diri, sarung tangan, dan masker. Dia meminta perusahaan yang mampu membuat produk-produk itu untuk "menjadi kreatif."

Baca Juga: Parah, Italia catatkan rekor jumlah kematian corona terbanyak dalam 24 jam

Sebelumnya, Cuomo mengeluarkan perintah yang mengamanatkan semua tenaga kerja yang tidak penting untuk tinggal di rumah dan semua bisnis yang tidak penting untuk tutup. "Tetap di dalam rumah, pergi keluar untuk berolahraga sendirian," ujarnya.

Lebih dari 1.000 kasus virus corona telah terkonfirmasi di California, dengan 19 orang meninggal. New York memiliki 7.102 kasus dengan 4.408 di antaranya berada di New York City, kota terbesar di AS dengan 8,5 juta penduduk. Sebanyak 38 orang meninggal di negara bagian itu.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×