Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
NEW YORK. AIR Worldwide memprediksi, perusahaan asuransi dan reasuransi global yang punya exposure ke Jepang bisa menghadapi lonjakan klaim. Nilai ganti rugi tersebut diperkirakan mencapai ¥ 2,8 triliun atau setara dengan US$ 34 miliar. Klaim melonjak terkait dengan gempa bumi yang menggempur sebagian wilayah Jepang.
Tapi, klaim tersebut belum termasuk kerusakan yang diakibatkan oleh tsunami. Jayanta Guin dari AIR Worldwide mengatakan, pihaknya bertugas menghitung potensi kerugian yang melanda Miyagi, Fukushima, Ibaraki dan Iwate.
"Kami memperkirakan bahwa ada sekitar US$ 24 miliar harta benda rusak dari empat prefektur tersebut," kata Guin dalam sebuah wawancara telepon. AIR worldwide akan menganalisis dampak tsunami secara terpisah dari gempa.
"Profitabilitas perusahaan asuransi jangka pendek dan panjang kemungkinan akan di bawah tekanan, kemungkinan akan mencetak rekor baru," kata Cathy Seifert, seorang analis S & P. Analis lebih khawatir terhadap kondisi permodalan perusahaan asuransi tersebut.