kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.658   20,00   0,12%
  • IDX 8.184   17,84   0,22%
  • KOMPAS100 1.144   4,60   0,40%
  • LQ45 837   0,23   0,03%
  • ISSI 284   -0,42   -0,15%
  • IDX30 441   0,53   0,12%
  • IDXHIDIV20 509   0,80   0,16%
  • IDX80 128   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 138   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 140   -0,44   -0,31%

Kontroversi Gaji Rp16.000 Triliun Elon Musk, Serikat Pekerja dan Pejabat AS Menentang


Rabu, 29 Oktober 2025 / 17:26 WIB
Kontroversi Gaji Rp16.000 Triliun Elon Musk, Serikat Pekerja dan Pejabat AS Menentang
Paket kompensasi US$1 triliun Elon Musk di Tesla picu polemik. Investor dan serikat pekerja menentang, khawatirkan kekuasaan tanpa kendali.


Sumber: VN Express | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Pemegang saham Tesla akan menentukan nasib paket kompensasi raksasa bagi CEO Elon Musk pada 6 November mendatang. Nilainya diperkirakan mencapai US$ 1 triliun atau sekitar Rp16.000 triliun, menjadikannya salah satu paket gaji terbesar dalam sejarah korporasi dunia.

Namun, rencana ini memicu perlawanan keras dari sejumlah serikat pekerja dan pejabat negara bagian Amerika Serikat yang menilai kompensasi tersebut sebagai bentuk kekuasaan tanpa kendali.

Ketua Dewan Tesla Robyn Denholm memperingatkan bahwa Musk bisa meninggalkan perusahaan jika proposal itu gagal disetujui. Ia menegaskan bahwa dukungan pemegang saham sangat penting untuk menjaga masa depan Tesla.

Baca Juga: Pemegang Saham Tesla Tolak Paket Kompensasi US$1 Triliun Elon Musk

Sebaliknya, para pengkritik menilai langkah itu berlebihan. Thomas DiNapoli, Pengawas Keuangan Negara Bagian New York, menyebut kompensasi tersebut “bukan bayaran atas kinerja, melainkan bayaran atas kekuasaan tanpa batas.” 

DiNapoli menguasai sekitar 3,3 juta saham Tesla melalui dana pensiun negara, atau sekitar 0,1% dari total saham perusahaan.

Brad Lander, Pengawas Keuangan Kota New York, memperingatkan bahwa kesepakatan ini bisa mengembalikan era “para baron perampok,” ketika para pemimpin korporasi menguasai penuh perusahaan tanpa pengawasan. Ia menilai pemegang saham berisiko kehilangan suara berarti dalam menentukan arah Tesla.

Baca Juga: Elon Musk Diminta Kerja Minimal 40 Jam per Minggu di Tesla, Ini Alasannya!

Serikat pekerja juga bersuara. Tejal Patel, Direktur Eksekutif SOC Investment Group yang mewakili dana pensiun serikat pekerja, mengatakan Tesla pada dasarnya sedang meminta pemegang saham “melepaskan kendali” atas perusahaan.

Meskipun dua lembaga penasihat utama merekomendasikan pemegang saham menolak proposal tersebut, banyak pihak menilai peluang penolakan tetap kecil. 

Ann Lipton, profesor hukum di Universitas Colorado, menilai sebagian investor ingin tetap berada di “lingkaran baik” Musk karena berharap bisa berinvestasi di proyek lain miliknya seperti SpaceX atau xAI.

Dua investor institusional terbesar di luar Tesla, BlackRock dan State Street, menolak memberi komentar. Sementara Vanguard belum menanggapi. 

Untuk lolos, proposal gaji Musk—tercantum sebagai Item 4 dalam agenda rapat, harus disetujui oleh mayoritas saham yang berhak memilih, termasuk saham milik Musk sendiri.

Baca Juga: Cathie Wood Yakin Pemegang Saham Sahkan Paket Gaji Rp 16.500 Triliun untuk Elon Musk

Tesla memiliki basis investor ritel yang besar, banyak di antaranya dikenal loyal terhadap Musk. Salah satunya Alexandra Merz, penggemar berat Musk yang aktif di media sosial X dengan akun @TeslaBoomerMama. 

Ia mendukung penuh rencana itu karena dinilai akan menantang Musk untuk meningkatkan kapitalisasi Tesla hampir US$ 7,5 triliun, sekaligus mendorong terwujudnya proyek ambisius seperti robotaksi dan robot AI.

Perdebatan mengenai gaji Musk kini juga meluas ke ranah politik. Sejumlah pejabat Demokrat seperti DiNapoli, Lander, dan Bendahara Massachusetts Deb Goldberg terang-terangan menentang paket tersebut. 

Sebaliknya, lembaga pensiun di Florida dan Texas yang dikelola Partai Republik justru menyatakan dukungan, dengan alasan gaji itu sejalan dengan “pencapaian ambisius yang menguntungkan semua pemegang saham.”

Baca Juga: Elon Musk dan Partai Republik AS Tingkatkan Serangan Terhadap RUU Pajak Trump

Dengan posisi Musk yang sangat dominan di Tesla dan dukungan kuat dari para penggemar setianya, upaya memblokir paket gaji fantastis ini tampaknya akan menjadi perjuangan berat bagi para penentangnya.

Selanjutnya: AS Kekurangan Cengkih, Asosiasi Rempah Amerika Desak Indonesia Segera Kirim Pasokan

Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Menyembuhkan Trauma Masa Lalu? Intip Caranya di Sini




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×