Sumber: VN Express | Editor: Noverius Laoli
Ann Lipton, profesor hukum di Universitas Colorado, menilai sebagian investor ingin tetap berada di “lingkaran baik” Musk karena berharap bisa berinvestasi di proyek lain miliknya seperti SpaceX atau xAI.
Dua investor institusional terbesar di luar Tesla, BlackRock dan State Street, menolak memberi komentar. Sementara Vanguard belum menanggapi.
Untuk lolos, proposal gaji Musk—tercantum sebagai Item 4 dalam agenda rapat, harus disetujui oleh mayoritas saham yang berhak memilih, termasuk saham milik Musk sendiri.
Baca Juga: Cathie Wood Yakin Pemegang Saham Sahkan Paket Gaji Rp 16.500 Triliun untuk Elon Musk
Tesla memiliki basis investor ritel yang besar, banyak di antaranya dikenal loyal terhadap Musk. Salah satunya Alexandra Merz, penggemar berat Musk yang aktif di media sosial X dengan akun @TeslaBoomerMama.
Ia mendukung penuh rencana itu karena dinilai akan menantang Musk untuk meningkatkan kapitalisasi Tesla hampir US$ 7,5 triliun, sekaligus mendorong terwujudnya proyek ambisius seperti robotaksi dan robot AI.
Perdebatan mengenai gaji Musk kini juga meluas ke ranah politik. Sejumlah pejabat Demokrat seperti DiNapoli, Lander, dan Bendahara Massachusetts Deb Goldberg terang-terangan menentang paket tersebut.
Sebaliknya, lembaga pensiun di Florida dan Texas yang dikelola Partai Republik justru menyatakan dukungan, dengan alasan gaji itu sejalan dengan “pencapaian ambisius yang menguntungkan semua pemegang saham.”
Baca Juga: Elon Musk dan Partai Republik AS Tingkatkan Serangan Terhadap RUU Pajak Trump
Dengan posisi Musk yang sangat dominan di Tesla dan dukungan kuat dari para penggemar setianya, upaya memblokir paket gaji fantastis ini tampaknya akan menjadi perjuangan berat bagi para penentangnya.













