kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.279   83,68   1,16%
  • KOMPAS100 1.119   14,10   1,28%
  • LQ45 889   11,76   1,34%
  • ISSI 223   2,19   1,00%
  • IDX30 455   6,06   1,35%
  • IDXHIDIV20 547   7,53   1,40%
  • IDX80 129   1,50   1,18%
  • IDXV30 136   1,33   0,99%
  • IDXQ30 151   2,16   1,45%

Korea Selatan: Krisis virus corona saat ini jauh lebih besar dari wabah awal


Selasa, 18 Agustus 2020 / 20:25 WIB
Korea Selatan: Krisis virus corona saat ini jauh lebih besar dari wabah awal
ILUSTRASI. Pejalan kaki dengan memakai masker menyeberang jalan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Seoul, Korea Selatan, 28 Mei 2020.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan pada Selasa (18/8) memerintahkan klub malam, museum, dan restoran prasmanan tutup serta melarang pertemuan besar di dan sekitar Seoul karena ledakan kasus virus corona baru memicu kekhawatiran gelombang kedua yang besar.

Pendekatan "lacak, uji, dan obati" Korea Selatan untuk mengekang virus corona telah dianggap sebagai model global. Tetapi sekarang, negeri ginseng memerangi beberapa kluster yang sebagian besar terkait dengan gereja-gereja Protestan.

Pihak berwenang melaporkan 246 infeksi baru pada Selasa (18/8), menjadikan total kasus di Korea Selatan menjadi 15.761. Ini hari kelima berturut-turut kasus meningkat tiga digit, setelah beberapa minggu dengan angka di kisaran 30 hingga 40-an.

Baca Juga: Corona di Korea: Kasus di Seoul melonjak, tambahan virus corona baru capai 197

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan, 12 sektor bisnis berisiko tinggi, termasuk klub malam, bar, karaoke, dan restoran prasmanan, akan berhenti beroperasi mulai Rabu (19/20) di Seoul, Incheon, dan Gyeonggi.

Semua fasilitas publik di daerah itu seperti museum juga akan tutup. Perdana Menteri menambahkan, Pemerintah Korea Selatan juga melarang pertemuan di dalam ruangan lebih dari 50 orang dan pertemuan di luar ruangan lebih dari 100.

Seoul, Incheon, dan Gyeonggi menyumbang setengah dari populasi Korea Selatan.

"Jika langkah-langkah tersebut gagal untuk menahan penyebaran virus, itu akan membawa dampak besar pada ekonomi kami dan mata pencaharian masyarakat," kata Chung, Selasa (18/8), seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Corona di Korea: Pekan depan, WNA yang positif bakal dikenakan biaya perawatan

Kehidupan sehari-hari di seluruh negeri mungkin harus dihentikan

Semua pertemuan gereja telah dilarang di Seoul dan Gyeonggi sejak Sabtu (15/8) pekan lalu. Sementara acara olahraga dihentikan kembali dan warga didesak untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Cluster terbesar virus corona saat ini berpusat di Gereja Sarang Jeil di Seoul, dipimpin oleh seorang pendeta konservatif kontroversial yang telah dinyatakan positif terjangkit virus corona. Hingga selasa (18/8), sebanyak 457 kasus terkait dengan gereja itu. 

Tapi, otoritas kesehatan mengatakan, situasi saat ini adalah "krisis yang jauh lebih besar" dari wabah awal Korea Selatan, ketika lebih dari 5.000 orang yang terkait dengan sekte agama terinfeksi virus corona. Kluster itu berpusat di Selatan Kota Daegu. 

Baca Juga: Kasus corona di Korea Selatan melonjak, Presiden Moon: Negara dalam situasi gawat!

Tetapi, anggota Gereja Sarang Jeil tinggal di seluruh negeri. Kali ini, "Ada risiko virus menyebar ke seluruh negeri," kata Kwon Jun-wook, Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Korea Selatan seperti dilansir Channel News Asia.

"Jika penyebaran tidak dapat dibendung minggu ini, kehidupan sehari-hari di seluruh negeri mungkin harus dihentikan," sebut dia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×