kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Selatan Sepakat Jual Rudal Ke UEA Senilai US$ 3,5 Miliar


Senin, 17 Januari 2022 / 13:49 WIB
Korea Selatan Sepakat Jual Rudal Ke UEA Senilai US$ 3,5 Miliar
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Yonhap via REUTERS


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dilaporkan mencapai kesepakatan untuk menjual rudal ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai US$ 3,5 miliar. Selain itu, negara ini juga menjadi tuan rumah untuk konser K-Pop. 

Melansir Bloomberg, Senin (17/1), Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Kang Eun-ho mengatakan, Korea Selatan setuju untuk menjual rudal Cheongung II UEA. Hal ini ditandai dengan kedatangan Moon ke Abu Dhabi pada Minggu (16/1). 

Keduanya berkomitmen untuk memperluas hubungan di bidang industri pertahanan setelah kontrak selesai. Kerja sama ini akan melibatkan LIG Nex1 Co., Hanwha Systems Co. dan Hanwha Defense Systems Corp.

Baca Juga: Jepang: Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara yang Berulang Merupakan Masalah Besar

Secara terpisah, Moon dan Walikota Busan Park Heong-joon menghadiri konser K-Pop di Dubai Expo Jubilee Park yang menampilkan Psy, Stray Kids, Sunmi, dan Golden Child. Acara ini dimaksudkan untuk mempromosikan Busan untuk menjadi tuan rumah World Expo pada tahun 2030.

Dua peristiwa tersebut menunjukkan status Korea Selatan sebagai sumber ekspor teknologi dan budaya yang terus berkembang. Sekutu Amerika Serikat (AS) itu adalah pengekspor senjata terbesar di dunia pada 2016-2020.

Berdasarkan Korea Research Institute for Defense Technology Planning and Advancement, tercatat bahwa negara ini menutup kesepakatan senilai US$716 juta untuk pejualan howitzer 155mm self-propelled K9 Thunder ke Australia pada tahun lalu. 

UEA telah bersekutu dengan Arab Saudi karena berebut dengan Iran untuk keuntungan strategis di wilayah yang kaya minyak dan gas. Minggu sebelumnya, Moon membahas cara-cara untuk meningkatkan kerja sama teknologi, termasuk hidrogen, luar angkasa, dan pertanian, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri UEA Muhammad Al Maktoum.

Baca Juga: Instansi Pemerintah Ukraina Diserang Malware, Ini Kata Microsoft

Moon, yang masa jabatannya selama lima tahun berakhir pada Mei, tidak dapat mengadakan pertemuan puncak yang direncanakan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Muhammad bin Zayed. 

Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, penguasa de facto emirat itu membatalkan pertemuan itu karena masalah negara yang tidak terduga. Namun tidak menjelaskan lebih lanjut. Moon juga dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi dan Mesir.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×