Sumber: Channel News Asia | Editor: Tendi Mahadi
"Pemilihan ini dilakukan dengan sangat baik. Karena virus corona, orang menjaga jarak dan semua orang memakai sarung tangan," kata seorang pemilih berusia 80 tahun bernama Kim Gwang-woo.
Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang terkena virus corona di luar China. Korea Selatan sempat menjadi memiliki negara dengan wabah terbesar kedua di dunia, sebelum dikendalikan oleh pengujian yang luas dan upaya melacak kontak yang ketat.
Baca Juga: Peneliti: Mutasi baru virus corona bisa bikin usaha pembuatan vaksin jadi sia-sia
Mereka yang melakukan karantina sendiri di rumah akan diizinkan untuk memberikan suara dalam waktu 100 menit di sebelum polling pada pukul 6 sore, selama mereka tidak menunjukkan gejala virus.
Tempat pemungutan suara khusus didirikan di delapan fasilitas karantina pusat pada akhir pekan untuk memungkinkan warga lain memilih. Tetapi siapa pun yang tinggal di rumah dan mengalami gejala secara efektif kehilangan haknya.
Sebelumnya sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup Korea pekan lalu menunjukkan bahwa 27% responden enggan memilih karena epidemi. Tetapi 72% mengatakan mereka tidak khawatir, dan jumlah pemilih yang tinggi diperkirakan setelah 11,7 juta orang.
Termasuk Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Penanganan epidemi yang relatif cepat dan efektif di Korea Selatan telah menjadi anugerah bagi Moon menjelang pemungutan suara, yang sebagian besar dilihat sebagai referendum tentang kinerjanya.
Baca Juga: Studi baru: Virus corona bisa menyebar dua kali lebih cepat dari perkiraan sebelumnya
Hanya beberapa bulan yang lalu ia diserang oleh kritik atas pertumbuhan ekonomi yang lamban dan pendekatan dovish ke Korea Utara.
Tetapi kurang dari 40 kasus virus corona baru yang tercatat pada pekan terakhir, seolah memberinya angin. Secara keseluruhan, negara ini mencatat hampir 11.000 kasus infeksi, dan 225 kematian.