Sumber: CNN | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Intelijen AS mengungkapkan bahwa tidak lama lagi Korea Utara akan segera melakukan uji coba senjata terbaru. Jika benar, ini akan menjadi aksi pamer senjata Kim Jong Un yang pertama sejak Joe Biden berkantor di Gedung Putih.
Berdasarkan sumber pejabat yang anonim, CNN mengabarkan bahwa Korea Utara mulai waspada sejak AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mulai berkeliling di kawasan Asia.
Kepala Komando Utara AS, Jenderal Glen Vanherck, juga memperingatkan tentang keberhasilan dalam upaya Korea Utara untuk menunjukkan kemampuan rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir yang bisa menjangkau AS.
Dalam kesaksian tertulisnya untuk komite Senat, Vanherck menyoroti bahwa Pyongyang tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada tahun 2018.
Baca Juga: Korea Selatan-AS gelar latihan militer, adik Kim Jong Un ancam Seoul
Ia khawatir Korea Selatan akan semakin sering membuat dan melakukan uji coba rudal antarbenua di masa mendatang. Hal tersebut jelas membuat AS, dan sekutunya di Asia Timur, semakin waswas.
Berdasarkan laporan CNN, uji coba senjata baru Korea Utara akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Kini para pejabat pemerintahan Biden sedang membahas bagaimana harus menanggapi tindakan tersebut.
AS dan Korea Utara kembali menjauh
Hubungan AS dan Korea Utara terlihat kembali menegang, apalagi baru-baru ini adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memberikan sindiran keras terhadap AS.
Baca Juga: Didekati Pemerintahan Biden, Korea Utara cuek
Dalam pernyataan pertama Korea Utara yang ditujukan pada pemerintahan Biden, saudara perempuan Kim Jong Un pada hari Selasa (16/3) memperingatkan AS agar tidak "mengganggu" jika ingin tidur dengan tenang dalam empat tahun ke depan.
Melansir AP, pernyataan Kim Yo Jong dikeluarkan saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin tiba di Asia untuk berbicara dengan sekutu AS, Jepang dan Korea Selatan, tentang Korea Utara dan masalah regional lainnya.
Upaya AS untuk menghubungi Kim Jong Un juga tidak kunjung berhasil. Kim Jong Un dikabarkan belum sekalipun menerima panggilan telepon dari Biden.
Pejabat pemerintahan Biden mengatakan, tampaknya tidak ada dialog aktif antara AS dan Korea Utara selama lebih dari setahun, termasuk di akhir masa pemerintahan Trump. Meskipun AS telah melakukan banyak upaya selama waktu itu untuk terlibat.
Selama kampanye pemilihannya, Biden menggambarkan Kim sebagai "preman" dan mengatakan dia hanya akan bertemu dengan Kim dengan syarat Kim setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.