Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Korea Utara telah bergabung dalam perlombaan global dalam mengembangkan rudal hipersonik, biasanya didefinisikan sebagai jenis yang mencapai setidaknya lima kali kecepatan suara - dan yang dapat bermanuver pada lintasan yang relatif rendah, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat.
Pejabat militer Korea Selatan meragukan kemampuan rudal hipersonik yang diklaim Korea Utara telah diuji coba Rabu lalu, dengan mengatakan itu tampaknya mewakili kemajuan terbatas atas rudal balistik Pyongyang yang ada.
"Tes hari ini mungkin dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Selatan setelah pihak berwenang di sini mengatakan tes sebelumnya gagal dan tidak melibatkan rudal hipersonik," jelas Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam Seoul.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB akan Bertemu Membahas Peluncuran Rudal oleh Korea Utara
Gelar pertemuan darurat
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dan Presiden Moon Jae-in menyatakan keprihatinan atas serangkaian peluncuran menjelang pemilihan presiden Korea Selatan 9 Maret.
Utusan nuklir Korea Selatan dan Amerika Serikat berbicara di telepon untuk berbagi penilaian mereka tentang uji coba rudal Korut serta mengoordinasikan tanggapan. Mereka sepakat untuk terus mencoba memulai kembali proses perdamaian dengan Korea Utara, kata kementerian luar negeri Korea Selatan.
"Amerika Serikat mengutuk peluncuran rudal balistik DPRK," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Sementara juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" dan mengulangi seruan agar Korea Utara mematuhi resolusi PBB dan melanjutkan perundingan.
Baca Juga: Korea Utara Mengkonfirmasi Peluncuran Rudal Hipersonik Kedua