kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara Luncurkan Rudal yang Lebih Canggih Setelah Uji Coba Rudal Hipersonik


Rabu, 12 Januari 2022 / 05:20 WIB
Korea Utara Luncurkan Rudal yang Lebih Canggih Setelah Uji Coba Rudal Hipersonik
ILUSTRASI. Korea Utara tampaknya telah melakukan uji coba rudal balistik yang mungkin lebih canggih daripada rudal hipersonik. KCNA via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara tampaknya telah melakukan uji coba rudal balistik pada hari Selasa (11/1/2022) yang mungkin lebih canggih daripada rudal "hipersonik" yang diluncurkan kurang dari seminggu yang lalu. Hal itu diungkapkan oleh pihak militer Korea Selatan, saat Pyongyang mengejar senjata yang lebih canggih dan kuat.

Reuters memberitakan, peluncuran yang dilakukan pada hari Selasa, mendapatkan kecaman oleh pihak berwenang di Washington dan Tokyo dan memicu keprihatinan dari Sekjen PBB. Mereka menggarisbawahi janji Tahun Baru pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mendukung militer dengan teknologi mutakhir pada saat pembicaraan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat terhenti.

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, perkiraan awal menemukan, rudal itu mampu menempuh jarak lebih dari 700 km (435 mil) hingga ketinggian maksimum 60 km dengan kecepatan hingga 10 kali kecepatan suara (12.348 km/jam).

“Kami menilai bahwa ini lebih maju daripada rudal yang ditembakkan Korea Utara pada 5 Januari, meskipun otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang melakukan analisis terperinci,” kata JCS.

Baca Juga: Peluncuran Rudal Balistik oleh Pemerintah Korut Disesalkan Banyak Negara

Peluncuran terdeteksi sekitar 07:27 (2227 GMT Senin) dari Provinsi Jagang Korea Utara menuju laut di lepas pantai timurnya, lokasi yang sama dengan pengujian minggu lalu.

Komando Indopacific militer AS mengatakan meskipun telah menilai bahwa peluncuran itu tidak menimbulkan ancaman langsung ke Amerika Serikat atau sekutunya, namun hal itu menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata gelap Korea Utara.

Administrasi Penerbangan Federal mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya menghentikan sementara waktu keberangkatan di beberapa bandara Pantai Barat AS sekitar waktu laporan bahwa Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik.

Baca Juga: Beralih ke Langkah Anti-Covid Lebih Maju, Korea Utara Cabut Penutupan Perbatasan?

Seorang pejabat AS mengatakan jeda itu berlangsung kurang dari 15 menit "karena laporan awal peristiwa di kawasan Indo-Pasifik," tanpa secara langsung mengaitkannya dengan peluncuran rudal.

Korea Utara telah bergabung dalam perlombaan global dalam mengembangkan rudal hipersonik, biasanya didefinisikan sebagai jenis yang mencapai setidaknya lima kali kecepatan suara - dan yang dapat bermanuver pada lintasan yang relatif rendah, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat.

Pejabat militer Korea Selatan meragukan kemampuan rudal hipersonik yang diklaim Korea Utara telah diuji coba Rabu lalu, dengan mengatakan itu tampaknya mewakili kemajuan terbatas atas rudal balistik Pyongyang yang ada.

"Tes hari ini mungkin dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Selatan setelah pihak berwenang di sini mengatakan tes sebelumnya gagal dan tidak melibatkan rudal hipersonik," jelas Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam Seoul.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB akan Bertemu Membahas Peluncuran Rudal oleh Korea Utara

Gelar pertemuan darurat

Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dan Presiden Moon Jae-in menyatakan keprihatinan atas serangkaian peluncuran menjelang pemilihan presiden Korea Selatan 9 Maret.

Utusan nuklir Korea Selatan dan Amerika Serikat berbicara di telepon untuk berbagi penilaian mereka tentang uji coba rudal Korut serta mengoordinasikan tanggapan. Mereka sepakat untuk terus mencoba memulai kembali proses perdamaian dengan Korea Utara, kata kementerian luar negeri Korea Selatan.

"Amerika Serikat mengutuk peluncuran rudal balistik DPRK," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS. 

Sementara juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" dan mengulangi seruan agar Korea Utara mematuhi resolusi PBB dan melanjutkan perundingan. 

Baca Juga: Korea Utara Mengkonfirmasi Peluncuran Rudal Hipersonik Kedua

"Keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," kata Dujarric.

Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang semua uji coba rudal balistik dan nuklir Korea Utara dan telah menjatuhkan sanksi atas program tersebut.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mencatat bahwa PBB baru saja menyelesaikan diskusi tentang bagaimana menanggapi peluncuran minggu lalu dan menyebut peluncuran berkelanjutan Korea Utara "sangat disesalkan."

Uji coba hari Selasa terjadi beberapa jam setelah misi AS untuk PBB, yang diikuti oleh Prancis, Irlandia, Jepang, Inggris dan Albania, mengutuk peluncuran pekan lalu dan meminta negara-negara anggota PBB untuk memenuhi kewajiban sanksi mereka.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB akan Bertemu Membahas Peluncuran Rudal oleh Korea Utara

China dan Rusia telah mendorong Dewan Keamanan PBB untuk melonggarkan sanksi terhadap Korea Utara dengan menghapus larangan ekspor patung, makanan laut dan tekstil Pyongyang, dan mengangkat batas impor minyak olahan.

Korea Utara mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan, tetapi hanya jika Amerika Serikat dan lainnya membatalkan "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.

Beberapa pengamat mengharapkan Kim untuk sepenuhnya menyerahkan persenjataan nuklirnya dan Korea Utara berpendapat bahwa kegiatan militernya serupa dengan yang dilakukan negara-negara lain.




TERBARU

[X]
×