Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Utara telah menerima tawaran untuk menghadiri perundingan tingkat tinggi minggu depan. Hal itu diungkapkan salah seorang pejabat Korea Selatan kepada BBC.
Pertemuan tersebut rencananya akan dihelat pada 9 Januari 2018, di mana pembahasannya akan fokus untuk menemukan jalan bagi atlet Korut untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Korsel pada Februari mendatang.
Sebelumnya pemimpin Korut Kim Jong-un pada pekan ini mengatakan, delegasi Olimpiade akan menjadi kesempatan bagus untuk menunjukkan persatuan di antara warga Korut.
Pertemuan tersebut diperkirakan akan digelar di Panmunjom, di wilayah perbatasan.
Desa yang disebut desa perdamaian itu terletak di zona demiliterisasi yang dijaga ketat (DMZ). Desa ini merupakan tempat di mana kedua belah pihak kerap melakukan perundingan secara historis.
Menurut seorang pejabat dari kantor kepresidenan Korsel, prioritas pertemuan tersebut adalah Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
Namun, dia mengatakan kepada kantor berita Korea Selatan Yonhap bahwa dia meyakini akan ada juga diskusi terkait peningkatan hubungan dengan Korut setelah partisipasi negara diktator itu di Olimpiade sudah final.
Ini akan menjadi pembicaraan tingkat tinggi pertama antara kedua Korea sejak Desember 2015. Belum jelas siapa yang akan hadir dalam perundingan tersebut.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebelumnya mengatakan, dia melihat Olimpiade Musim Dingin sebagai kesempatan terobosan untuk memperbaiki hubungan antara dua Korea, dua negara yang secara teknis masih dalam kondisi berperang.
Awal pekan ini, ada kemajuan kecil di mana Korut mengembalikan jaringan hotline telepon di perbatasan, yang memungkinkan kontak pertama mengenai perundingan dilakukan.
Namun, pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan kepada AFP bahwa penerimaan undangan untuk melakukan prundingan dikirimkan melalui fax pada Jumat pagi.
"Kedua pihak memutuskan untuk membahas masalah tingkat kerja untuk perundingan dengan bertukar dokumen," jelas Baik Tae-hyun, juru bicara kementerian Unifikasi Seoul, kepada Yonhap.
Memberi dan menerima
Langkah tentatif menuju penyelenggaraan Olimpiade terjadi setelah meningkatnya retorika antara AS dan Korut selama berbulan-bulan.
Para pemimpin kedua negara masing-masing mengancam pihak lain dengan penghancuran nuklir.
Korut juga telah membuat marah dunia dengan uji coba nuklir dan peluncuran rudalnya berulang kali, sehingga mengakibatkan sanksi internasional semakin ketat.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperlancar jalan ke Olimpiade, AS telah menyetujui permintaan dari Korsel untuk menangguhkan pelatihan operasi militer gabungan, yang dijadwalkan berlangsung selama Olimpiade.
Korea Utara secara konsisten marah dengan latihan gabungan tersebut, dengan memandangnya sebagai upaya persiapan invasi.
Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan, penundaan tersebut adalah "masalah praktis" - bagian dari "memberi dan menerima yang normal", dan latihan akan dilakukan setelah Paralimpiade selesai pada 19 Maret.