Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Perdamaian sejati hanya dapat dijaga jika seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk mencegah perang itu sendiri,” kata Kim. "Karena kami telah memperoleh penangkal perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dengan mengencangkan ikat pinggang kami, perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan itu sekarang dipertahankan dengan kuat."
Pada Agustus lalu, pemantau sanksi PBB yang independen melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Korea Utara terus menjalankan program senjata nuklirnya dan beberapa negara percaya bahwa mereka mungkin mengembangkan perangkat nuklir miniatur agar sesuai dengan hulu ledak rudal balistiknya.
Baca Juga: Banyak yang tak menyangka, Kim Jong Un minta maaf ke Korsel atas kejadian ini
Jenny Town, seorang rekan Stimson Center dan wakil direktur 38 North, mengatakan dalam pidato utusan tersebut tidak ada ancaman atau petunjuk yang jelas tentang unjuk kekuatan atau demonstrasi kekuasaan dalam waktu dekat. "Pidato itu sangat fokus pada membangun kembali dan memulihkan situasi internal," jelasnya.
Town menambahkan, meski Korea Utara menginginkan keringanan sanksi, mereka tidak akan begitu saja menyerahkan senjata dengan janji masa depan yang lebih cerah. "Perlu ada langkah nyata untuk membuktikan bahwa hubungan dengan Amerika Serikat telah berubah sebelum Pyongyang mengambil tindakan yang akan membahayakan keamanannya," kata Town.
Baca Juga: Kembali panas, Korea Selatan tingkatkan pemantauan militer terhadap Korea Utara
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak 2018, tetapi gagal membuat kemajuan dalam hal seruan AS agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara agar diakhirinya sanksi internasional.