Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper mengatakan, Washington masih melihat perjanjian politik mengenai denuklirisasi sebagai jalan terbaik ke depan dengan Korea Utara (Korut).
Tapi, pasukan AS tetap siap untuk berperang jika perlu. "Kami akan mendesak pengendalian oleh Kim Jong Un," kata Esper dalam sebuah wawancara di Fox News, Kamis (2/1), seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Rabu (1/1), menyatakan, negaranya akan terus mengembangkan program nuklir dan memperkenalkan "senjata strategis baru" dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kim Jong Un mengancam, AS berharap Korea Utara memilih jalur perdamaian
Pernyataan tersebut Kim sampaikan melalui media milk pemerintah Korea Utara KCNA, setelah Amerika Serikat (AS) melewatkan batas waktu akhir 2019 untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi.
Kim mengadakan pertemuan empat hari yang jarang dia lakukan dengan Komite Pembuatan Kebijakan Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara sejak Sabtu (28/12) pekan lalu.
Pertemuan empat hari tersebut Kim lakoni lantaran AS tidak menanggapi seruan Korea Utara yang berulang kali meminta konsesi sebagai syarat untuk membuka kembali negosiasi.
Melansir Reuters, Kim telah mengeluarkan peringatan: dia mungkin harus mencari "jalan baru" jika Washington gagal memenuhi harapannya.
Baca Juga: Panaskan suasana, Kim Jong Un: Korea Utara akan perkenalkan senjata strategis baru
Komandan militer AS menilai tindakan Pyongyang tersebut bisa mencakup pengujian rudal balistik antarbenua (ICBM), yang telah Korea Utara hentikan sejak 2017, bersamaan dengan tes hulu ledak nuklir.
"Tidak ada alasan bagi Korea Utara untuk diikat lagi oleh moratorium uji coba nuklir dan ICBM AS melanjutkan latihan militer bersama dengan Korea Selatan, mengadopsi senjata canggih dan menjatuhkan sanksi sambil membuat tuntutan seperti gangster," tegas Kim.