Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Krisis ekonomi membuat warga Argentina benar-benar mengetatkan ikat pinggang. Termasuk mengurangi satu biaya penting bagi para pria dan wanita dewasa Negeri Tanggo yakni alat kontrasepsi.
Di tengah pukulan resesi ekonomi, devaluasi mata uang yang tajam dan inflasi yang mencekik, penjualan kondom dan pil KB turun, kata para apoteker dan produsen yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Argentina jatuh ke krisis ekonomi lagi, reputasi IMF dipertanyakan
"Devaluasi peso membunuh saya," kata aktor dan komika Guillermo Aquino bergurau dalam satu video yang viral. Video itu menceritakan seorang pria muda meminta maaf kepada seorang calon pasangan, dengan mengatakan ia hanya memiliki satu kondom yang tersisa sampai akhir tahun.
"Aku mencintaimu, ini bukan dirimu, ini situasi sosial ekonomi," gurau Aquino.
Kenyataannya, prospek ekonomi Argentina memang lebih suram. Negera dengan ekonomi terbesar kedua di Amerika Selatan diperkirakan akan menyusut 2,6% tahun ini dan bergulat dengan inflasi tahunan lebih dari 50%.
Baca Juga: Krisis akut: Inflasi Argentina bisa capai 53% di akhir 2019
Mata uang peso telah kehilangan dua pertiga nilainya terhadap dolar AS sejak awal 2018.
Penjualan mobil, anggur, dan daging dalam negeri merosot saat dompet sudah diperas.
Sumber di industri memperkirakan penjualan kondom turun 8% sejak awal tahun dibandingkan dengan 2018, dan telah turun drastis selama beberapa bulan terakhir karena krisis ekonomi telah memburuk.
Sebagian besar kondom, atau bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya berasal dari impor, sehingga mata uang yang lebih lemah memiliki dampak langsung pada harga. "Harga kondom naik sekitar 36% sejak awal tahun ini," kata Felipe Kopelowicz, Presiden Kopelco, produsen kondom merek Kopelco, Tulipán dan Gentleman.
Penjualan penjualan pil KB juga turun 6% untuk tahun ini dan turun seperlima baru-baru ini, kata apoteker.
Isabel Reinoso, Presiden Konfederasi Farmasi Argentina mengatakan kepada Reuters bahwa kenaikan harga berarti ribuan wanita kehilangan pil KB. "Sekitar 144.000 wanita yang berhenti minum kontrasepsi setiap bulan," katanya.
Pakar kesehatan masyarakat mengatakan masalah ini dapat memperburuk tingkat penyakit menular seksual.
Baca Juga: Krisis akut Argentina: Jutaan warga tak bisa membeli makanan pokok
"Ketika Anda hanya berpikir tentang mendapatkan dari hari ke hari, kesehatan sering diturunkan dan kesehatan seksual yang masih tabu dan memiliki sedikit dukungan," kata Mar Lucas, Direktur Program Fundación Huésped, aktivis NGO yang memerangi HIV.
Kata Lucas, pemerintah memang mendistribusikan kondom gratis di rumah sakit umum, tetapi sedikit yang tahu tentang itu.
“Kami tahu itu jarang digunakan, disalahgunakan, dan digunakan secara tidak konsisten. Jadi kami terus mengalami banyak infeksi menular seksual, ”tambah Lucas.
Kementerian Kesehatan Argentina tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Baca Juga: Krisis akut, warga Venezuela di Argentina merasa deja vu dan trauma
Emiliano Di Ilio, seorang apoteker yang bekerja di pinggiran kota Buenos Aires, mengatakan kepada Reuters bahwa inflasi yang tajam telah menyebabkan penjualan kondom dan pil kontrasepsi di apoteknya turun masing-masing 20% dan 25% dalam dua bulan terakhir.
"Orang-orang datang, menanyakan harganya, lalu pergi begitu saja," katanya.