kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kunci suksesnya: Kemampuan manajerial (2)


Rabu, 31 Agustus 2016 / 12:48 WIB
Kunci suksesnya: Kemampuan manajerial (2)


Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi

Bakat dan minat Ballmer menjadi pengusaha telah terlihat sejak mengecap bangku sekolah. Ia juga sangat suka menganalisa bisnis dan hitung-hitungan. Ballmer pernah menjadi manajer tim sepak bola Harvard Crimson saat kuliah.

Meski berasal dari latar belakang ekonomi sejahtera, masa muda Ballmer tidak diisi dengan foya-foya seperti kebanyakan anak orang kaya. Semasa kuliah, ia memilih hidup mandiri sambil bekerja di surat kabar kampus serta di advokat Harvard. Ballmer melakoni semua pekerjaan dari level menengah.

Ballmer pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Produk di Procter & Gamble (P&G) yang memproduksi barang konsumsi berskala internasional. Ballmer bergabung pada perusahaan ini selama dua tahun. Ballmer kemudian mendapat tawaran bergabung di Microsoft. Pada tahun 1980, Ballmer resmi bergabung di Microsoft. Gara-gara ini juga Ballmer drop out dari Stanford Graduate School of Business.

Ballmer mengawali karier di Microsoft sebagai manajer bisnis. Kariernya terus melesat. Sampai pada tahun 2000, Gates mempercayakan Ballmer sebagai Chief Executive Officer. Ketika menjabat sebagai pimpinan Microsoft, Ballmer harus menghadapi gugatan antitrust dari Pemerintah Amerika Serikat.

Sebagai orang nomor dua di Microsoft setelah Bill Gates, Ballmer dituntut kuat dalam menghadapi masalah antitrust tersebut. Namun, Ballmer hanyalah manusia yang canggung dan merasa tidak nyaman berada di posisi saat itu. Dia kesulitan mengatakan dan meyakinkan kepada semua pihak bahwa Microsoft tidak keluar jalur.

Ini menjadi masa terberat Ballmer sebagai CEO. Karena ia harus mengurai benang kusut sekaligus menjawab tantangan sebagai pemimpin perusahaan.

Ballmer pun diminta piawai mengeluarkan produk-produk  baru yang dapat diterima pasar dan dibutuhkan dalam jangka panjang. Ballmer ingin tak sekadar menciptakan ratusan produk baru yang tren sesaat. Ballmer dan tim juga selalu menjaga produk tetap inovatif.

Ballmer juga bertanggung jawab mencari dan menempatkan orang yang dapat berkontribusi memajukan perusahaan. Pada 2005, ia merekrut B. Kevin Turner yang kala itu masih menjadi Presiden & CEO Club Sam, perusahaan yang dioperasikan oleh Wall Mart.

Turner kemudian didapuk Ballmer sebagai Chief Operating Officer Microsoft. Tugas dan tanggung jawab Turner di bidang penjualan, pemasaran dan layanan kelompok perusahaan.                  

(Bersambung)


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×