Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Raksasa kendaraan listrik asal China, BYD, memangkas target penjualannya untuk tahun 2025 hingga 16% menjadi 4,6 juta unit.
Dua sumber Reuters yang mengetahui hal ini menyebutkan, langkah tersebut menandai perlambatan pertumbuhan tahunan BYD yang paling lambat dalam lima tahun terakhir.
Padahal, pada Maret lalu BYD sempat menargetkan penjualan 5,5 juta unit kendaraan. Namun angka tersebut terus direvisi turun dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: BYD Pangkas Target Penjualan Tahun Ini Sebesar 16% Menjadi 4,6 Juta Unit
Target terbaru itu sudah disampaikan kepada jajaran internal perusahaan dan sejumlah pemasok untuk kebutuhan perencanaan bisnis.
Meski begitu, sumber tersebut menegaskan target tersebut masih bisa berubah tergantung kondisi pasar. BYD sendiri belum memberikan komentar resmi terkait pemangkasan target ini.
Langkah pemangkasan target terjadi di tengah meningkatnya persaingan dengan kompetitor domestik seperti Geely Auto dan Leapmotor.
Pekan lalu, BYD juga melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 30% penurunan pertama dalam lebih dari tiga tahun.
Baca Juga: Penjualan Mobil Baru di Eropa Naik 5,9% pada Juli 2025: Dominasi Tesla Tergeser BYD
Target baru BYD bahkan berada di bawah perkiraan analis. Deutsche Bank memperkirakan BYD akan membukukan penjualan 4,7 juta unit tahun ini, sementara Morningstar memperkirakan 4,8 juta unit.
Jika terealisasi, penjualan 4,6 juta unit hanya mencatat kenaikan 7% dibanding tahun lalu, sekaligus menjadi laju pertumbuhan paling lambat sejak 2020.
Sepanjang delapan bulan pertama 2025, BYD baru memenuhi sekitar 52% dari target awal 5,5 juta unit.
Selama beberapa tahun terakhir, BYD berhasil mentransformasi diri dari pemain baru menjadi salah satu produsen otomotif terbesar dunia dengan strategi produksi in-house yang menekan biaya.
Penjualan kendaraan listrik murni (EV) dan hibrida plug-in BYD melonjak sepuluh kali lipat dari 2020 hingga 2024, mencapai 4,3 juta unit, sejajar dengan General Motors dan Ford.
Baca Juga: BYD-Vinfast CS Wajib Produksi di Indonesia, Kemenperin: Minimal TKDN 40%
Namun kini tanda-tanda perlambatan semakin jelas, terutama di pasar domestik China yang menyumbang hampir 80% penjualan BYD.
Pasar otomotif Negeri Tirai Bambu sedang dilanda perang harga berkepanjangan, membuat BYD harus menahan ekspansi kapasitas pabrik dan memperlambat produksi sejak pertengahan tahun ini.
Pada segmen mobil ekonomi (harga di bawah 150.000 yuan atau setara US$ 21.000) yang menjadi tulang punggung penjualan domestik, BYD mencatat penurunan penjualan 9,6% pada Juli 2025 dibanding tahun sebelumnya.
Sebaliknya, Geely justru mencatat lonjakan penjualan hingga 90% di segmen yang sama. Geely pun optimistis menaikkan target penjualan tahunan menjadi 3 juta unit dari target sebelumnya 2,71 juta unit.
Baca Juga: Siap-Siap Harga Mobil Listrik Melambung Tinggi Mulai 2026, Cek Harga BYD Terbaru
Produksi BYD juga turun dua bulan berturut-turut hingga Agustus, menandai kontraksi beruntun pertama sejak 2020.