kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   18.000   0,94%
  • USD/IDR 16.237   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.204   -18,09   -0,25%
  • KOMPAS100 1.050   -5,82   -0,55%
  • LQ45 808   -2,58   -0,32%
  • ISSI 232   -0,90   -0,38%
  • IDX30 419   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 491   -2,76   -0,56%
  • IDX80 118   -0,50   -0,42%
  • IDXV30 119   -1,87   -1,54%
  • IDXQ30 135   -0,26   -0,19%

Lagarde: Perang Dagang Tak Menyelesaikan Masalah, Semua Pihak Harus Beri Konsesi


Rabu, 11 Juni 2025 / 11:03 WIB
Lagarde: Perang Dagang Tak Menyelesaikan Masalah, Semua Pihak Harus Beri Konsesi
ILUSTRASI. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memperingatkan bahwa kebijakan dagang koersif justru memperdalam ketidakseimbangan ekonomi global Tolga Akmen/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memperingatkan bahwa kebijakan dagang koersif justru memperdalam ketidakseimbangan ekonomi global.

Dalam pidatonya di Beijing, Rabu (11/6), Lagarde menekankan perlunya konsesi dari semua pihak untuk meredakan ketegangan dagang yang tengah memanas.

“Kerusakan ekonomi akibat kebijakan saling balas tarif terlalu besar. Semua pihak harus menyesuaikan kebijakan yang memicu kelebihan pasokan atau permintaan,” kata Lagarde di Bank Sentral Tiongkok (PBOC).

Baca Juga: AS-China Sepakati Kerangka Dagang, Siap Longgarkan Pembatasan Ekspor Mineral Kritis

Krisis Dagang Dipicu Tarif AS

Ketegangan global meningkat sejak Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif luas pada April, menyasar hampir semua negara mitra dagangnya.

Langkah itu memicu disrupsi arus perdagangan global dan membuat negara-negara berlomba-lomba menegosiasikan ulang kebijakan dengan pemerintahan Trump.

Lagarde menilai langkah proteksionis ini justru akan mengikis kesejahteraan global, melemahkan rantai pasok dunia, dan mendorong negara-negara lain ikut menerapkan subsidi atau hambatan perdagangan.

Baca Juga: Trump Ancam Tindak Tegas Aksi Demo saat Parade Militer HUT ke-250 Angkatan Darat AS

Subsidi Industri Naik Tiga Kali Lipat

Menurut Lagarde, penggunaan subsidi industri yang mendistorsi perdagangan global telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak 2014.

Meski menyoroti praktik subsidisasi di Tiongkok, Lagarde menegaskan bahwa negara-negara lain, termasuk pasar berkembang, juga berkontribusi terhadap praktik serupa.

“Semua negara bertanggung jawab. Bukan hanya Tiongkok, tetapi juga ekonomi lain yang menggunakan subsidi untuk memperkuat kapasitas dalam negeri,” ujarnya.

Lagarde juga menyoroti lonjakan permintaan dari AS yang dipicu oleh belanja publik berlebihan, yang turut menciptakan ketidakseimbangan global.

“Pangsa permintaan global dari AS telah melonjak, mencerminkan pembelanjaan fiskal yang agresif,” ungkapnya.

Baca Juga: Triliuner AS Ini Ungkap Bagaimana Ia Bangkit dari Keterpurukan Bisnis

Seruan untuk Hormati Aturan Perdagangan Global

Sebagai jalan keluar, Lagarde mendorong semua pihak untuk:

  • Kembali ke aturan global berdasarkan prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO),
  • Membangun kerja sama bilateral atau regional yang mengedepankan manfaat bersama,
  • Menghindari tindakan uniliteral yang dapat memicu spiral retaliatif.

Selanjutnya: Cek Jadwal Kepulangan Jemaah Haji dalam 2 Gelombang dari 11 Juni hingga 11 Juli 2025

Menarik Dibaca: 6 Zodiak Dilanda Patah Hati dalam Percintaan pada Hari Ini Rabu 11 Juni 2025


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×