Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan bahwa aksi demonstrasi saat parade militer memperingati 250 tahun Angkatan Darat AS akhir pekan ini akan "dihadapi dengan kekuatan besar".
“Untuk mereka yang ingin berdemo, mereka akan berhadapan dengan kekuatan yang sangat besar,” ujar Trump dalam pernyataan mendadak di Oval Office, Selasa (10/6).
Baca Juga: Trump Terpeleset di Tangga Air Force One, Netizen Bilang Begini
Pernyataan ini muncul di tengah persiapan pengamanan besar-besaran untuk parade militer yang akan digelar pada Sabtu, bertepatan dengan ulang tahun ke-79 Trump.
Parade ini mencakup festival HUT Angkatan Darat di National Mall, parade militer, dan upacara pengambilan sumpah anggota baru yang akan dipimpin langsung oleh presiden.
4.000 Garda Nasional Dikerahkan, 9 Izin Aksi Terbit
Aparat penegak hukum bersiap menghadapi kehadiran ratusan ribu orang yang diperkirakan akan memadati pusat kota Washington.
U.S. Secret Service menyatakan, sedikitnya 9 izin resmi unjuk rasa telah diterbitkan.
Baca Juga: Hacker Anonymous Tuduh Trump Sengaja Picu Kekacauan di California
Ribuan agen keamanan dari berbagai badan federal dan lokal akan diterjunkan.
FBI dan Kepolisian Metropolitan DC menyebut belum ada ancaman kredibel hingga saat ini.
Namun demikian, Trump menegaskan bahwa militer akan diturunkan jika dianggap perlu, merujuk pada keputusannya awal pekan ini untuk mengirim 4.000 personel Garda Nasional dan 700 Marinir ke Los Angeles.
Kelompok “No Kings” Pimpin Protes Nasional
Gerakan "No Kings", yang memimpin seruan unjuk rasa nasional pada hari yang sama, menyuarakan kritik keras terhadap kebijakan pemerintahan Trump terkait imigrasi dan hak sipil.
“Mereka menculik orang di jalan, menyerang hak sipil, dan bertindak seperti kerajaan,” tulis kelompok itu di situs resminya.
Baca Juga: Trump vs California: Marinir Diterjunkan, Protes Imigrasi Meluas
“Tidak ada takhta. Tidak ada mahkota. Tidak ada raja.”
Unjuk rasa ini dipicu oleh maraknya razia imigrasi di tempat kerja, yang menurut para aktivis telah menyebabkan deportasi terhadap warga negara AS dan pelanggaran prosedur hukum.
Ketegangan Politik Jelang Pemilu 2026
Peringatan keras Trump ini dinilai sebagai manuver politik menjelang kampanye pemilu mendatang, dengan mempertegas citra "pemimpin tegas" di hadapan konstituennya.
Baca Juga: AS-China Sepakati Kerangka Dagang, Siap Longgarkan Pembatasan Ekspor Mineral Kritis
Namun, pengamat hak sipil menilai langkah ini berpotensi membungkam kebebasan berekspresi dan memperbesar eskalasi di lapangan.
“Presiden seharusnya meredam, bukan memprovokasi,” ujar seorang analis kebijakan dari Brookings Institution.