Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sekitar US$ 22 miliar nilai kontrak pemerintah dengan SpaceX terancam, dan sejumlah program antariksa Amerika Serikat (AS) bisa mengalami perubahan besar akibat perseteruan sengit antara Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (5/6/2025).
Perselisihan ini bermula dari kritik Musk terhadap kebijakan pemotongan pajak dan pengeluaran Trump yang dimulai pekan lalu, dan dengan cepat berkembang tak terkendali.
Trump menyerang balik Musk saat berbicara di Kantor Oval. Kemudian melalui serangkaian unggahan di platform X, Musk melontarkan sindiran kepada Trump, yang kemudian mengancam akan membatalkan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk.
Baca Juga: Hubungan Memanas, Trump Ancam Putus Kontrak Pemerintah dengan Perusahaan Elon Musk
Menanggapi ancaman tersebut dengan serius, Musk menyatakan akan mulai "menghentikan operasional" wahana antariksa Dragon milik SpaceX yang digunakan oleh NASA.
Di bawah kontrak senilai sekitar US$ 5 miliar, wahana ini merupakan satu-satunya kendaraan AS yang mampu mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menjadikan SpaceX bagian penting dalam program antariksa nasional.
Perseteruan ini memunculkan pertanyaan seberapa jauh Trump, sosok yang kerap tidak dapat diprediksi dan pernah campur tangan dalam proses pengadaan sebelumnya, akan mengambil langkah untuk menghukum Musk, yang hingga pekan lalu memimpin inisiatif Trump untuk merampingkan pemerintahan federal.
Jika presiden mengutamakan balas dendam politik dan membatalkan kontrak bernilai miliaran dolar dengan NASA dan Pentagon, hal ini dapat memperlambat kemajuan program antariksa AS.
Baca Juga: Jeff Bezos Tidak Takut dengan Kolaborasi Musk-Trump di Bisnis Antariksa
Juru bicara NASA, Bethany Stevens, menolak memberikan komentar terkait SpaceX, namun menyatakan, “Kami akan terus bekerja sama dengan mitra industri kami untuk memastikan tujuan presiden dalam program antariksa tercapai.”
Pertikaian Musk dan Trump memutus hubungan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara seorang presiden AS dan pelaku industri, yang sebelumnya menghasilkan berbagai keuntungan penting bagi SpaceX: mulai dari rencana pengalihan program bulan NASA menjadi program Mars, inisiatif pembangunan sistem pertahanan rudal raksasa di luar angkasa, hingga penunjukan pemimpin Angkatan Udara yang mendukung SpaceX dalam pemberian kontrak.
Penghentian Dragon kemungkinan akan mengganggu program ISS, yang melibatkan puluhan negara dalam kesepakatan internasional yang telah berjalan dua dekade. Namun, belum jelas seberapa cepat penghentian tersebut akan dilakukan. NASA saat ini menggunakan wahana Soyuz milik Rusia sebagai alternatif bagi astronotnya menuju ISS.