kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Lakukan PHK Massal, Mark Zuckerberg Mengaku Strateginya Salah


Kamis, 10 November 2022 / 09:59 WIB
Lakukan PHK Massal, Mark Zuckerberg Mengaku Strateginya Salah
Facebook Chairman and CEO Mark Zuckerberg.


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Meta Inc., mengambil keputusan sulit. Perusahaan induk dari Facebook, WhatsApp, dan Instagram ini melakukan Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK) kepada 11.000 karyawannya.  

Kabar buruk ini diumumkan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, pada Rabu (9/11/2022) waktu Amerika Serikat. Jumlah 11.000 karyawan ini setara dengan 13% dari total karyawan Meta secara global. 

Mengutip Kompas.com, Zuckerberg mengakui bahwa ia salah langkah dalam menghadapi perubahan di tengah pendemi. Saat awal pandemi, semua aktivitas beralih ke sarana online. 

Baca Juga: 7 Perusahaan Teknologi Dunia Lakukan PHK Massal, Ini Daftarnya

Zuckerberg mengira kondisi seperti itu akan tetap bertahan sehingga Meta menggelontorkan banyak dana untuk turut memanfaatkan momen tersebut. 

Zuckerberg memberi contoh aktivitas belanja yang beralih online melalui marketplace. Banyak yang mengira aktivitas itu akan menjadi kebiasaan baru bahkan setelah pandemi. 

"Banyak orang menduga ini (peralihan ke sarana online) akan menjadi akselerasi permanen yang akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir. Saya pun demikian, jadi saya meningkatkan investasi secara signifikan," kata Zuckerberg dikutip KompasTekno dari halaman pengumuman Meta, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: Setelah Twitter, Induk Facebook Bakal PHK Ribuan Karyawan Pekan Ini

Sayangnya prediksi itu keliru. Orang-orang justru kembali ke cara tradisional ketika pandemi mulai mereda. Alhasil, strategi yang diterapkan Zuckerberg tidak sesuai harapan. 

"Sayangnya ini tidak berjalan seperti yang saya harapkan. Tidak hanya perdagangan online yang kembali ke tren sebelumnya, penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan dan hilangnya iklan menyebabkan pendapatan kami jauh lebih rendah dari harapan. Saya keliru dan saya bertanggung jawab akan hal itu," imbuh Zuckerberg. 

Karena kondisi tersebut, Meta mengetatkan penggunaan modal agar lebih efisien yaitu dengan mengalihkannya ke sektor prioritas seperti iklan dan platform bisnis Meta, metaverse serta kecerdasan buatan (AI). 

Di sisi lain perusahaan memangkas anggaran perusahaan, mengurangi tunjangan hingga merestrukturisasi karyawan. Laba Meta turun drastis Pada kuartal ketiga 2022, Meta membukukan pendapatan sebesar 27,71 miliar dollar AS (Rp 430,1 triliun). 

Angka ini lebih kecil 4,5 persen dibanding pendapatan Meta pada periode kuartal III-2021. 

Di sisi lain, keuntungan bersih Meta lebih memprihatinkan. Laba bersih Meta menguap setengahnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Pada kuartal III-2022, Meta meraup laba bersih (net income) 4,395 miliar dollar AS (kira-kira Rp 68,2 triliun), turun drastis dari 9,194 miliar dollar AS (sekitar Rp 142,7 triliun) pada kuartal III-2021. 

Baca Juga: Meta Luncurkan Fitur NFT, CEO Indodax Optimistis NFT akan Jadi Lebih Berguna

Dalam acara pemaparan keuangan, Chief Financial Officer (CFO) Meta David Wehner beralasan bahwa penurunan pendapatan Meta ini disebabkan oleh inflasi. Namun, Inflasi bukanlah faktor tunggal. 

Penurunan pendapatan dan laba bersih ini sebagian besar diyakini disebabkan oleh investasi besar-besaran Meta di metaverse. 

Sebab, bukannya untung, divisi virtual reality Meta, Reality Labs justru dilaporkan merugi 3,672 miliar (sekitar Rp 57 triliun) pada kuartal III-2022 ini. Reality Labs juga merugi 2,96 miliar dollar AS (sekitar Rp 42,8 triliun) pada periode tiga bulan pertama di 2022 (Januari-Maret). 

Kerugian dari bisnis metaverse pada kuartal I-2022 ini meningkat dibandingkan dengan periode kuartal I-2021, yang berkisar di angka 1,82 miliar dollar AS (sekitar Rp 26,3 triliun).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Induk Facebook PHK Massal, Mark Zuckerberg Akui Salah Strategi"
Penulis : Lely Maulida
Editor : Yudha Pratomo




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×