kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Laporan PBB: India Siap Salip China sebagai Negara Terpadat Dunia


Kamis, 20 April 2023 / 07:05 WIB
Laporan PBB: India Siap Salip China sebagai Negara Terpadat Dunia
ILUSTRASI. Data PBB menunjukkan, India siap untuk menyalip China sebagai negara terpadat di dunia. REUTERS/Anushree Fadnavis


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Data yang dirilis pada Rabu (19/4/2023) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan, India siap untuk menyalip China sebagai negara terpadat di dunia, dengan hampir 3 juta orang lebih banyak daripada tetangganya pada pertengahan tahun ini.

Mengutip Reuters, dalam "Laporan Keadaan Populasi Dunia" Dana Populasi PBB (UNFPA) untuk tahun ini, populasi India pada pertengahan tahun diperkirakan mencapai 1,4286 miliar, dibandingkan 1,4257 miliar untuk China. Ini artinya, populasi India bakal 2,9 juta lebih banyak. 

Data juga menunjukkan, jumlah populasi Amerika Serikat sepertiga lebih rendah, dengan perkiraan populasi hanya 340 juta pada akhir Juni.

Pakar populasi yang menggunakan data sebelumnya dari PBB memproyeksikan populasi India akan melampaui China bulan ini. Tetapi laporan terbaru badan global itu tidak menyebutkan tanggalnya.

Pejabat kependudukan PBB mengatakan tidak mungkin untuk menentukan tanggal karena ketidakpastian tentang data dari India dan China, karena sensus terakhir India diadakan pada tahun 2011 dan berikutnya, karena pada tahun 2021, ditunda oleh pandemi COVID-19.

Meskipun kedua negara akan mencapai lebih dari sepertiga dari perkiraan populasi global sebesar 8,045 miliar, pertumbuhan populasi di keduanya melambat. Perlambatan ini jauh lebih cepat di China daripada India.

Baca Juga: Fenomena Resesi Seks di Jepang Makin Parah, Sekolah Banyak yang Tutup

Tahun lalu, populasi China turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade, perubahan bersejarah yang diperkirakan akan mengantarkan penurunan jumlah penduduk dalam periode panjang, dengan implikasi mendalam bagi ekonominya dan dunia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan dividen populasi tidak hanya bergantung pada kuantitas tetapi juga kualitas.

"Populasi itu penting tetapi talenta juga penting...China telah mengambil tindakan aktif untuk menanggapi penuaan populasi," kata Wang kepada wartawan, Rabu.

"Seperti yang ditunjukkan oleh Perdana Menteri Li Qiang, dividen populasi kami belum hilang. Dividen bakat kami sedang booming, dan dorongan untuk pembangunan kuat," katanya.

Baca Juga: World Bank Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik Capai 5,1% di 2023

Tidak ada reaksi resmi dari India terhadap data PBB tersebut, dengan seorang menteri federal mengatakan hal itu tidak dibahas pada rapat kabinet yang diadakan pada hari Rabu.

Pertumbuhan populasi tahunan India rata-rata 1,2% sejak 2011, turun dari 1,7% pada dekade sebelumnya, menurut data pemerintah.

Sebuah survei publik oleh UNFPA untuk laporan tahun 2023 menemukan pendapat yang paling umum dipegang di India, serta di Brasil, Mesir, dan Nigeria, adalah bahwa populasi di setiap negara terlalu besar dan tingkat kesuburan terlalu tinggi. 

"Temuan survei India menunjukkan bahwa kecemasan penduduk telah merembes ke sebagian besar masyarakat umum," kata Andrea Wojnar, perwakilan badan tersebut di India, dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan, “Namun jumlah populasi seharusnya tidak memicu kecemasan atau membuat alarm. Sebaliknya, mereka harus dilihat sebagai simbol kemajuan, pembangunan, dan aspirasi jika hak dan pilihan individu ditegakkan.”

Baca Juga: China Catat 12.600 Kematian Akibat Covid Jelang Imlek, 1,1 Miliar Jiwa Terinfeksi

India telah melakukan banyak hal dengan benar dalam mengatasi pertumbuhan populasi, kata Poonam Muttreja, seorang pejabat dari kelompok sukarela Yayasan Populasi India.

"Pada saat yang sama, kita perlu memastikan bahwa anak perempuan dan perempuan tidak dipaksa menikah dini dan hamil, yang membatasi aspirasi mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×