Sumber: CNN,New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Schuster mencatat bahwa mengoperasikan dua kapal induk di Laut China Selatan dapat menjadi operasi yang lebih kompleks dengan memiliki tiga kapal di Laut Filipina. "Laut Filipina adalah lautan terbuka, sedangkan Laut China Selatan dipenuhi dengan klaim udara dan ruang laut yang saling bersaing," katanya kepada CNN.
Baca Juga: AS kirim dua kapal induk dan kapal perang ke Laut China Selatan, untuk apa?
Menambah kompleksitas, AS menambah daya tembaknya dalam latihan saat ini dengan pembom B-52 yang terbang dengan pesawat tempur dari kapal induk. Pembom itu terbang 28 jam tanpa henti dari markasnya di Louisiana untuk berpartisipasi dalam latihan, menunjukkan kemampuan Angkatan Udara AS untuk memindahkan aset dengan cepat ke titik panas dunia.
"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat beregenerasi dari pangkalan operasi maju dan melanjutkan operasi," papar Letnan Kolonel Christopher Duff, komandan Skuadron Bom ke-96, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Geram dengan China, AS tuding China lakukan militerisasi di Laut China Selatan
China, dalam laporan Global Times, menyebut pembawa AS tidak lebih dari macan kertas di depan pintu China. Pemerintah Negeri Panda juga mengatakan Beijing memiliki lebih dari cukup senjata untuk mempertahankan posisinya di Laut China Selatan.