kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Geram dengan China, AS tuding China lakukan militerisasi di Laut China Selatan


Jumat, 03 Juli 2020 / 15:30 WIB
Geram dengan China, AS tuding China lakukan militerisasi di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Amerika Serikat (AS) angkat bicara soal latihan militer China di Laut China Selatan.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) angkat bicara soal latihan militer China di Laut China Selatan. Departemen Pertahanan AS prihatin dengan latihan militer China tersebut.

AS menyatakan latihan militer China di Laut China Selatan itu akan semakin mengguncang situasi di perairan yang disengketakan.

"Melakukan latihan militer atas wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan kontraproduktif dengan upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas," demikian pernyataan Departemen Pertahanan AS seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Aksi Tiongkok di Laut China Selatan bikin marah Amerika, Vietnam dan Filipina

Pekan lalu, Cina mengumumkan akan melakukan latihan militer selama lima hari mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan yang diklaim oleh Vietnam dan China.

"Latihan militer adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan China untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," sebut pernyataan Departemen Pertahanan AS.

Amerika Serikat menuduh Cina melakukan militerisasi Laut Cina Selatan dan berusaha mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas.

China mengklaim 90% wilayah dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi. Tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya.

Arus perdagangan sekitar US$ 3 triliun setiap tahun melawati perairan strategis ini.

Baca Juga: China semakin agresif, Australia siapkan anggaran pertahanan Rp 2.700 triliun



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×