kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laut China Selatan memanas: ASEAN memilih diplomasi, Vietnam paling vokal


Senin, 18 Mei 2020 / 09:49 WIB
Laut China Selatan memanas: ASEAN memilih diplomasi, Vietnam paling vokal
ILUSTRASI. Kapal induk AS dan Australia di Laut China Selatan. Australia Department Of Defence/Handout via REUTERS


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Saya tidak berharap Manila akan mengambil tindakan drastis terhadap Beijing kecuali jika PLA secara fisik mengambil alih pulau-pulau yang diduduki Filipina," kata Anna Patricia Saberon, anggota fakultas di Universitas Ateneo de Naga. 

Dia juga bilang, "Kepemimpinan Filipina tampak pro-China dan itu akan berlanjut sampai masa jabatan Dutere berakhir."

Baca Juga: Laut China Selatan: RI kutuk kekejaman perusahaan China, operasi militer AS meningkat

Malaysia

Malaysia telah mendapatkan ancaman terselubung China bahwa eksplorasi energi tidak boleh terjadi tanpa partisipasi Beijing dengan respons yang terukur.

Ketika perselisihan selama berbulan-bulan antara kapal Tiongkok dan Malaysia atas kegiatan Capella Barat memuncak pada bulan April dengan kapal perang AS dan Australia memasuki daerah tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein memperingatkan "kesalahan perhitungan" yang dapat mempengaruhi stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut.

Baca Juga: Beijing perkuat klaim di Laut China Selatan, negara tetangga mulai resah dan gelisah

Dalam sambutan resmi pertamanya tentang pertikaian itu, dia mengatakan Malaysia berkomitmen untuk melindungi kepentingannya dan mempertahankan "komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan" dengan semua pihak terkait, termasuk China dan AS.

Malaysia telah bergerak untuk menunjukkan kepentingan teritorialnya tahun lalu dengan mengklaim landas kontinen diperpanjang di bagian utara Laut China Selatan yang ditentang Beijing.

Indonesia

Sementara, Indonesia tetap mempertahankan zona ekonomi eksklusif di kepulauan Natuna di tepi Laut China Selatan. Indonesia telah menantang upaya China untuk menangkap ikan di wilayah tersebut. 

Baca Juga: China bikin marah Vietnam & Filipina, risiko konfrontasi di Laut China Selatan tinggi

Awal tahun ini, pemerintah Indonesia telah mengajukan aksi protes kapal penjaga pantai Tiongkok yang mengawal kapal nelayan China di daerah itu dan mengerahkan jet tempur dan kapal perang untuk patroli.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×