Sumber: Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan
NEW DELHI. Bank of America, Merrill Lynch, Barclays Plc dan JPMorgan Chase & Co bersaing untuk menjadi konsultan penjualan saham sejumlah perusahaan negara (BUMN) India. Hal ini terkait dengan rencana pemerintah India yang akan melakukan divestasi terhadap sejumlah BUMN.
Perdana Menteri Manmohan Singh, mengatakan, pemerintah berjanji untuk mengurangi kepemilikan saham di sejumlah BUMN yang menguntungkan hingga 90%. Langkah ini untuk mempercepat divestasi, setelah lima tahun mengalami perlambatan.
Pada 8 November 2009, Singh, yang memenangkan pemilihan umum ulang pada Mei lalu, berharap pemerintah bisa mempercepat proses divestasi BUMN. Menurutnya, dari hasil divestasi itu, India sukses menjaring dana hingga US$ 11 miliar dalam kurun waktu 1991-2008. Sebagian besar dana itu berasal dari penjualan aset BUMN.
BUMN yang akan didivestasi pemerintah India dalam waktu dekat ini, di antaranya, yakni MMTC Ltd, perusahaan perdagangan dan NMDC Ltd, perusahaan pertambangan terbesar di India. Menurut catatan Bloomberg, di sepanjang tahun ini, perusahaan di India berhasil menggaet dana sebesar 604 miliar rupee dari penjualan saham di pasar domestik.
Itu, termasuk penjualan saham secara terbatas, hak penawaran, penjualan saham perdana (IPO) dan saham sekunder. Namun, angka tersebut masih lebih kecil dibandingkan divestasi pada 2007 yang mencapai 782 miliar rupee, sebelum krisis keuangan global melemahkan permintaan ekuitas.
Nilai divestasi sebesar itu disokong oleh penjualan saham NHPC Ltd dan Oil India Ltd yang menjaring dana sebesar 2,05 mililar dollar AS. Di tahun sebelumnya, Rural Electrification Corp memimpin penjualan saham BUMN sebesar 1,06 miliar dollar AS.
Besarnya nilai divestasi itu, membuat para konsultan penjualan saham kepincut bertarung menjual "advisnya" dalam proses divestasi BUMN di India.
Robert Morrice, Chairman Barclays Capital Asia Pacific, malah berencana menambah bank investasinya di India untuk bersaing menjual saham BUMN di negeri Bollywood tersebut. Sementara itu, Kalpana Morparia, CEO JP Morgan berharap perusahaannya bisa ambil bagian dari rencana divestasi BUMN di India.
Kevan Watts, Country Head Bank of America mengatakan, persaingan dalam bisnis konsultasi penjualan saham selalu ketat. "Ini adalah kesempatan besar: Kita berbicara dengan banyak orang di pemerintah mengenai bagaimana membantu proses divestasi," kata Watts.
Namun, lanjut Watts, bisnis konsultasi penjualan saham BUMN bukan bisnis yang sangat menguntungkan. Alasannya, "Pemerintah setempat, biasannya tidak siap membayar biaya yang tinggi untuk konsultasi penjualan saham tersebut," katanya.
Berdasarkan catatan Bloomberg, BoA menduduki peringkat ketujuh sebagai konsultan penjualan saham lokal di tahun ini. Sementara JP Morgan berada berada di peringkat keenam, setingkat di atas BoA.