Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Eropa
European Central Bank (ECB) memperkenalkan tingkat bunga negatif pada tahun 2014 dalam menghadapi disinflasi yang kronis dan pertumbuhan ekonomi rendah. Diperkirakan bank sentral eropa akan memangkas suku bunga acuan lebih dalam ke wilayah negatif pada pertemuan Kamis ini (12/9).
Sejauh ini, suku bunga negatif belum memberikan dorongan yang bertahan lama baik untuk mendongkrak kenaikan harga (inflasi) maupun output ekonomi.
Jepang
Bank of Japan (BOJ) memulai mengarahkan bunga ke tingkat negatif pada tahun 2016. Namun sampai saat ini, ekonomi Jepang masih lesu dan yen Jepang malah menguat.
Baca Juga: Trump sambut baik pengecualian tarif beberapa produk AS oleh China
Swedia
Sweden’s Riksbank beralih ke tingkat di bawah nol pada 2015, dan untuk sementara waktu tampaknya berhasil. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi meningkat.
“Jika mata uang mereka terdepresiasi, Anda bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar. Swedia telah pergi ke sana. Itu lebih membantu mereka," kata Torsten Slok, Kepala Ekonom internasional Deutsche Bank di New York kepada Reuters.
Tetapi manfaat itu sekarang tampaknya semakin berkurang, kata Slok.
Swiss
The Swiss National Bank telah mendorong suku bunga lebih dalam ke wilayah negatif daripada bank sentral lainnya.
Devaluasi yang dihasilkan dari franc Swiss tampaknya memberikan angin bagi industri yang berorientasi ekspor. Namun, sekali lagi, situasi itu tidak bertahan lama.
Baca Juga: Menanti keputusan ECB, Analis: Aset safe haven wait and see dulu
Denmark
Bank sentral Denmark meluncurkan bunga sertifikat deposito di bawah nol pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi bisa tercau untuk sementara waktu namun inflasi tetap lemah.