Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dalam cuitan di twitter, Rabu (11/9), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan iri dengan suku bunga ultra-rendah, bahkan negatif di sejumlah negara. Trump mengecam bank sentral AS yang tak mengikuti sarannya memangkas bunga secara agresif.
Trump mendesak lagi The Federal Reserve menurunkan bunga hingga ke menjadi negatif untuk menekan utang Pemerintah AS sekaligus mendorong ekonomi.
Tetapi Trump disarankan untuk berhati-hati dengan apa yang dia inginkan, karena bunga negatif belum tentu mendongkrak ekonomi.
Baca Juga: Sentil lagi The Fed, Trump minta bunga dipangkas menjadi nol atau negatif
Dengan menetapkan suku bunga di bawah nol, pembuat kebijakan menghukum bank karena meninggalkan kelebihan uang tunai di bank sentral dengan harapan akan memacu pinjaman dan pada gilirannya akan meningkatkan investasi bisnis dan pinjaman serta pengeluaran konsumen.
Dalam lanskap ekonomi yang lamban yang bertahan setelah krisis keuangan satu dekade silam, lima bank sentral di dunia telah mengadopsi suku bunga negatif, termasuk Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang.
Namun, setelah sekian lama bunga negatif diterapkan, ekonomi di negara tersebut tak kunjung pulih.
"Apa gunanya di Eropa?. Mereka tidak membantu bank. Mungkin membantu pemerintah negara-negara penerbit,” Kata Mary Ann Hurley, Vice President of Fixed Income D.A. Davidson di Seattle seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Donald Trump minta bunga The Fed jadi negatif, ini plus minusnya
Pejabat Fed yang melihat pengalaman rekan-rekan mereka di luar negeri, sangat skeptis, bunga negatif akan bisa memacu ekonomi AS.
Nah, berikut lima bank sentral dunia yang telah mencoba mengadopsi suku bunga negatif, bagaimana hasilnya?
Eropa
European Central Bank (ECB) memperkenalkan tingkat bunga negatif pada tahun 2014 dalam menghadapi disinflasi yang kronis dan pertumbuhan ekonomi rendah. Diperkirakan bank sentral eropa akan memangkas suku bunga acuan lebih dalam ke wilayah negatif pada pertemuan Kamis ini (12/9).
Sejauh ini, suku bunga negatif belum memberikan dorongan yang bertahan lama baik untuk mendongkrak kenaikan harga (inflasi) maupun output ekonomi.
Jepang
Bank of Japan (BOJ) memulai mengarahkan bunga ke tingkat negatif pada tahun 2016. Namun sampai saat ini, ekonomi Jepang masih lesu dan yen Jepang malah menguat.
Baca Juga: Trump sambut baik pengecualian tarif beberapa produk AS oleh China
Swedia
Sweden’s Riksbank beralih ke tingkat di bawah nol pada 2015, dan untuk sementara waktu tampaknya berhasil. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi meningkat.
“Jika mata uang mereka terdepresiasi, Anda bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar. Swedia telah pergi ke sana. Itu lebih membantu mereka," kata Torsten Slok, Kepala Ekonom internasional Deutsche Bank di New York kepada Reuters.
Tetapi manfaat itu sekarang tampaknya semakin berkurang, kata Slok.
Swiss
The Swiss National Bank telah mendorong suku bunga lebih dalam ke wilayah negatif daripada bank sentral lainnya.
Devaluasi yang dihasilkan dari franc Swiss tampaknya memberikan angin bagi industri yang berorientasi ekspor. Namun, sekali lagi, situasi itu tidak bertahan lama.
Baca Juga: Menanti keputusan ECB, Analis: Aset safe haven wait and see dulu
Denmark
Bank sentral Denmark meluncurkan bunga sertifikat deposito di bawah nol pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi bisa tercau untuk sementara waktu namun inflasi tetap lemah.