kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Lucy Guo Geser Taylor Swift: Miliarder Perempuan Termuda Berkat Ledakan AI


Sabtu, 07 Juni 2025 / 06:17 WIB
Lucy Guo Geser Taylor Swift: Miliarder Perempuan Termuda Berkat Ledakan AI
ILUSTRASI. Taylor Swift resmi tergeser dari gelar perempuan miliarder termuda hasil usaha sendiri (self-made), menurut daftar Forbes terbaru.. (AAP Image/Joel Carrett) 


Sumber: New York Post | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Taylor Swift resmi tergeser dari gelar perempuan miliarder termuda hasil usaha sendiri (self-made), menurut daftar Forbes terbaru.

Gelar tersebut kini dipegang oleh Lucy Guo, seorang mantan mahasiswa dropout berusia 30 tahun yang meraup keuntungan besar dari revolusi kecerdasan buatan (AI).

Dari Anak Imigran hingga Miliarder AI

Lucy Guo, putri imigran asal Tiongkok, tumbuh di wilayah San Francisco Bay Area dan mulai belajar coding sejak SMP. Ia meninggalkan bangku kuliah di Carnegie Mellon University setelah memenangkan beasiswa wirausaha sebesar US$100.000 dari Peter Thiel, investor teknologi kenamaan.

Kariernya dimulai di Quora pada 2015, di mana ia bertemu dengan Alexandr Wang. Keduanya mendirikan Scale AI pada 2016 saat Guo berusia 21 tahun dan Wang baru 19 tahun. Perusahaan tersebut kini bernilai US$25 miliar, meskipun penawaran tender resminya baru akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan.

Guo yang memiliki sekitar 5% saham di Scale AI, kini memiliki kekayaan bersih sekitar US$1,3 miliar, menurut Forbes — sebagian besar berasal dari valuasi perusahaan tersebut yang menyediakan data pelatihan untuk raksasa teknologi seperti OpenAI dan Alphabet.

Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Dunia per Juni 2025 versi Forbes

Kehidupan Mewah dan Gaya Hidup Ekstrem

Di balik kesuksesannya, Guo dikenal dengan gaya hidup mewah dan eksentrik. Ia memiliki apartemen mewah di Miami dan rumah di Los Angeles, tidak pernah memasak atau berbelanja bahan makanan, dan lebih memilih memesan semua makanan melalui Uber Eats.

Selain itu, ia dikenal sebagai penggemar rave techno dan rajin mengikuti dua sesi Barry’s Bootcamp setiap hari.

“Aku bekerja setidaknya delapan jam sehari meski sedang liburan,” ujar Guo dalam wawancara sebelumnya.

Meski ia mengakui bahwa citranya di dunia maya sering kali "terlihat menyebalkan", Guo tetap memiliki banyak pengikut karena kepribadiannya yang blak-blakan dan “savage.”

Dari Scale AI ke Passes: Terobosan Baru dalam Dunia Kreator Konten

Setelah meninggalkan posisi operasional di Scale AI (dilaporkan karena konflik visi dengan Wang), Guo kini menjalankan Passes, sebuah platform konten digital yang dijuluki sebagai “versi ramah keluarga dari OnlyFans.” Platform ini memungkinkan kreator untuk menyimpan hingga 90% penghasilannya.

Pada 2024, Passes berhasil mengumpulkan pendanaan Seri A sebesar US$40 juta, memperkuat posisi Guo sebagai pemain utama dalam ekonomi kreator.

Baca Juga: Trump Loloskan RUU Kontroversial, Orang Kaya Untung, Warga Miskin Kehilangan Harapan

Tersandung Kontroversi: Dugaan Eksploitasi Anak di Platform Passes

Namun, kesuksesan Guo tidak lepas dari kontroversi besar. Pada Februari 2025, Passes digugat dalam gugatan class action yang menuduh platform tersebut mengizinkan beredarnya konten eksplisit yang melibatkan anak di bawah umur.

Gugatan tersebut menyebut bahwa Lucy Guo secara pribadi ikut campur dalam menonaktifkan sistem perlindungan internal Passes bagi kreator berusia 15 hingga 17 tahun, yang kemudian diduga memfasilitasi eksploitasi seorang model OnlyFans yang ternyata masih di bawah umur saat itu.

Menyusul tuduhan tersebut, Passes langsung menghapus seluruh konten dari kreator di bawah umur dan melarang pendaftaran baru dari kelompok usia tersebut.

Pengacara Guo menyatakan bahwa gugatan tersebut tidak berdasar dan merupakan upaya terorganisir untuk mencemarkan nama baik perusahaan dan pendirinya. “Gugatan ini adalah bagian dari upaya untuk mengejar ‘dompet tebal’ Passes dan Lucy Guo,” kata Rollo Baker dari firma hukum Elsberg Baker & Maruri kepada The Post.

Selanjutnya: PHK dan Lesunya Kurban

Menarik Dibaca: Daging Kurban Melimpah? Ini 5 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas biar Awet




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×