Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
"Saya kembali menyerukan kepada WHO untuk tidak mengecualikan Taiwan karena faktor politik. Taiwan berada di garis depan pencegahan epidemi global. Perlu ada ruang di WHO untuk partisipasi Taiwan," tegas Tsai seperti dikutip Reuters.
Hubungan antara Taipei dan Beijing menukik sejak Tsai menjabat sebagai Presiden pada 2016. China mencurigainya mendorong kemerdekaan formal pulau itu. Tsai menyebutkan, Taiwan sudah menjadi negara merdeka dengan nama resmi Republik China.
Baca Juga: Ini temuan mengejutkan ilmuan soal virus corona, disinyalir karena kelelawar
Kantor WHO di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Tapi, juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan dalam e-mail ke Reuters pada Selasa (21/1), Taiwan terus mendapatkan informasi soal virus misterius itu.
"Otoritas Taiwan, termasuk para ahli kesehatan, diinformasikan melalui saluran lintas selat serta saluran yang terhubung dengan Peraturan Kesehatan Internasional. WHO diberitahu bahwa ada kontak lintas selat mengenai masalah ini," ujar Jaserevic.
Merespons permintaan Taiwan, melansir Reuters, Kementerian Luar Negeri China, Rabu (22/1), menyatakan, pemerintah pusat lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan rekan senegaranya di Taiwan dibanding orang lain.
Baca Juga: Singapura memperluas screening virus corona ke semua penerbangan dari China
Tapi, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, partisipasi Taiwan dalam badan-badan internasional harus diatur di bawah prinsip "Satu China", merujuk pada kebijakan inti Pemerintah China yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari China.