Sumber: South China Morning Post,The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tampak siap untuk merebut kembali posisinya sebagai perdana menteri Malaysia, hingga pesaingnya, Anwar Ibrahim, bisa mengklaim posisi itu.
Pada Rabu (26/2), melansir South China Morning Post, Mahathir mengumumkan bahwa ia mendapat dukungan dari koalisi yang mendukung Mathathir sebelumnya.
Dalam keterangannya, Mahathir mengatakan dirinya berharap untuk memimpin pemerintahan non-partisan yang memprioritaskan kepentingan nasional.
Perdana Menteri Malaysia sementara itu mengatakan "benar atau salah, partai politik dan politik harus dikesampingkan untuk saat ini".
Baca Juga: Mahathir merasa belum waktunya untuk mundur sebagai Perdana Menteri Malaysia
"Jika diizinkan, saya akan mencoba untuk membentuk pemerintahan non-partisan yang tidak memihak pihak mana pun. Hanya kepentingan nasional yang akan diprioritaskan, inilah yang akan saya coba lakukan,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi kemarin.
Di bawah konvensi Malaysia, perdana menteri adalah individu yang dapat memimpin mayoritas dari 222 anggota parlemen. Hingga Rabu siang, Mahathir adalah satu-satunya pria yang kelihatannya bisa melakukan itu.
Baca Juga: Koalisi Pakatan Harapan usung Anwar Ibrahim sebagai calon Perdana Menteri Malaysia
Akan tetapi dalam intervensi dramatis pada Rabu malam, koalisi pendukung Mahathir, Pakatan Harapan mengatakan bahwa alih-alih mendukung Mahathir seperti yang telah dijanjikan, sekarang mereka akan meminta raja untuk menunjuk Anwar
sebagai perdana menteri berikutnya.
Dijelaskan bahwa mereka telah membuat keputusan setelah Mahathir menolak untuk menghadiri pertemuan dewan presiden koalisi pada hari Selasa.
Baca Juga: UMNO: Mahathir telah gagal, kami tidak ingin pemerintahan munafik dibentuk
“Koalisi tetap berkomitmen pada aspirasi dan mandat rakyat untuk memimpin negara menuju masa depan yang lebih baik dari semua sudut ekonomi, politik dan sosial. Kami tidak akan mengkhianati kepercayaan ini,” kata koalisi dalam sebuah pernyataan.
Analis politik mengatakan, perkembangan terakhir meningkatkan kemungkinan digelarnya pemilihan umum untuk menyelesaikan kebuntuan politik. "Ini adalah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik Malaysia, dan hal-hal yang mungkin menjadi lebih membingungkan lagi," kata Tom Pepinsky, seorang profesor pemerintahan di Universitas Cornell yang mempelajari politik Asia Tenggara kepada South China Morning Post.
Sebelumnya, mengutip The Star, Mahathir mengatakan politisi dan partai politik terlalu terobsesi dengan politik sampai-sampai mereka mengabaikan masalah ekonomi dan kesehatan yang melanda negara tersebut.
Dia mengatakan ada tudingan yang disematkan kepada dirinya bahwa dengan dukungan dari semua pihak, dia tidak bisa memutuskan siapa yang akan dipilih untuk membentuk pemerintahan atau dia tidak berniat untuk melepaskan posisinya sebagai perdana menteri karena menjadi "gila kekuasaan".
Baca Juga: Cabut dukungan bagi Mahathir, Barisan Nasional usul parlemen bubar dan gelar pemilu
“Karena itu, saya mengundurkan diri.Bagi saya, kekuasaan dan posisi adalah sarana untuk mencapai tujuan atau untuk mencapai tujuan, yakni untuk kepentingan bangsa," tambahnya.
Mahathir mengatakan, dia melepaskan jabatannya setelah melihat bagaimana beberapa politisi memberi arti penting pada partai mana yang akan memerintah, terlepas dari apakah partai itu menang atau kalah dalam pemilihan.
Dia mengatakan dia telah berjanji untuk memberi jalan kepada pemimpin berikutnya, tetapi akan menyerahkannya kepada Dewan Rakyat untuk memutuskan penggantinya.
Baca Juga: Galang kekuatan, Mahathir Mohamad akan bentuk pemerintahan persatuan nasional
“Jika benar saya memang mendapatkan dukungan (anggota parlemen), saya akan kembali (sebagai Perdana Menteri). Kalau tidak, saya akan menerima siapa pun yang dipilih. Karena itu, ada peluang untuk pergantian kepemimpinan. Menurut pendapat saya, saya tidak berpikir sudah waktunya saya mengundurkan diri karena saya percaya bahwa saya didukung oleh kedua belah pihak. Itu sebabnya saya meminta lebih banyak waktu," katanya.
Namun, Mahathir mengatakan partainya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia, telah memutuskan untuk keluar dari Pakatan Harapan, bersama dengan beberapa perwakilan Pakatan.
Baca Juga: Mahathir memperkuat cengkeramannya di tengah kekacauan politik Malaysia
Dia menambahkan bahwa jika Bersatu mendukung PAS dan Umno, itu berarti partai-partai yang kehilangan dukungan dalam pemilihan umum terakhir akan membentuk pemerintah. Alhasil, pemerintah kemudian akan didominasi oleh Umno.
“Saya bersedia menerima anggota Umno yang telah mengundurkan diri dan bergabung dengan pihak lain. Tetapi saya tidak mau menerima Umno dalam pemerintahan non-partisan ini. Jadi, saya harus mengundurkan diri,” jelasnya seperti yang dilansir The Star.