kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   3.000   0,21%
  • USD/IDR 15.400
  • IDX 7.681   8,15   0,11%
  • KOMPAS100 1.170   3,35   0,29%
  • LQ45 944   2,08   0,22%
  • ISSI 225   0,47   0,21%
  • IDX30 478   0,47   0,10%
  • IDXHIDIV20 581   0,17   0,03%
  • IDX80 132   0,44   0,34%
  • IDXV30 139   1,29   0,94%
  • IDXQ30 160   -0,09   -0,06%

Mahkamah Internasional: Kehadiran Israel di Palestina Ilegal, Harus Segera Diakhiri


Sabtu, 20 Juli 2024 / 21:30 WIB
Mahkamah Internasional: Kehadiran Israel di Palestina Ilegal, Harus Segera Diakhiri
ILUSTRASI. Mahkamah Internasional yang berkedudukan di Den Haag, merupakan badan peradilan utama Pererikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - DEN HAAG . Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) resmi mengeluarkan opini kepada Majelis Umum PBB mengenai dampak hukum dari pendudukan Israel atas tanah Palestina, termasuk di Yerusalem Timur. 

Mahkamah Internasional (ICJ) dalam pernyataan tertulis hari ini Jumat (19/7) mengeluarkan opini nasihat mengenai dampak hukum dari kebijakan dan praktik Israel di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur. 

Opini ini diberikan sebagai tanggapan atas permintaan Majelis Umum PBB, yang diajukan pada 30 Desember 2022 melalui Resolusi A/RES/77/247.

Baca Juga: Afrika Selatan Desak Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

Dalam resolusi tersebut, Majelis Umum meminta ICJ untuk memberikan opini penasehat mengenai dua pertanyaan utama:

Pertama; Apa konsekuensi hukum dari pelanggaran berkelanjutan oleh Israel terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, dari pendudukan yang berkepanjangan, pemukiman, dan aneksasi wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967, termasuk upaya untuk mengubah komposisi demografis, karakter, dan status Kota Suci Yerusalem, serta adopsi undang-undang dan tindakan diskriminatif terkait?

Kedua; Bagaimana kebijakan dan praktik Israel mempengaruhi status hukum pendudukan, dan apa konsekuensi hukum yang timbul bagi semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari status tersebut?

Baca Juga: Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Ambil Tindakan Stop Kelaparan di Gaza

Dalam opini dan nasihatnya kepada Majelis Umum PBB, Mahkamah Internasional menyimpulkan bahwa:

  • Kehadiran terus-menerus Israel di Wilayah Pendudukan Palestina adalah ilegal.
  • Israel wajib mengakhiri kehadiran ilegalnya di Wilayah Pendudukan Palestina secepat mungkin.
  • Israel harus segera menghentikan semua aktivitas pemukiman baru dan mengevakuasi semua pemukim dari Wilayah Pendudukan Palestina.
  • Israel harus melakukan reparasi atas kerusakan yang disebabkan kepada semua orang, baik individu maupun badan hukum, di Wilayah Pendudukan Palestina.
  • Semua negara wajib tidak mengakui keabsahan situasi yang timbul dari kehadiran ilegal Israel di Wilayah Pendudukan Palestina dan tidak memberikan bantuan untuk mempertahankan situasi tersebut.
  • Organisasi internasional, termasuk PBB, juga wajib tidak mengakui keabsahan situasi yang timbul dari kehadiran ilegal Israel di Wilayah Pendudukan Palestina.
  • PBB, terutama Majelis Umum yang meminta opini ini, serta Dewan Keamanan PBB, harus mempertimbangkan tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk mengakhiri kehadiran ilegal Israel di Wilayah Pendudukan Palestina secepat mungkin.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Stop Serangan di Rafah

Pertimbangan Mahkamah 

Mahkamah memutuskan bahwa pihaknya memiliki yurisdiksi untuk memberikan opini yang diminta Majelis Umum PBB ini dan tidak ada alasan kuat untuk menolak memberikan opini tersebut. 

Mahkamah juga meninjau konteks umum kasus ini dan menjawab dua pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Umum.

Dalam analisisnya, Mahkamah menyatakan bahwa kebijakan dan praktik Israel di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk pemukiman dan aneksasi, melanggar hukum internasional. 

Baca Juga: Palestina Mendesak Mahkamah Internasional ICJ Perintahkan Israel Akhiri Penjajahan

Mahkamah juga menegaskan bahwa perlakuan diskriminatif Israel terhadap rakyat Palestina tidak dapat dibenarkan dengan kriteria yang masuk akal atau tujuan publik yang sah, dan oleh karena itu merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang mendasar.

Opini penasihat Mahkamah ini menekankan pentingnya menghormati hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mengakhiri kebijakan dan praktik ilegal yang telah berlangsung lama oleh Israel di wilayah tersebut.
 




TERBARU
Kontan Academy
Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet Advanced Excel Formulas & Functions

[X]
×