Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) melewati angka 9 juta pada Jumat (30/10), meningkat 1 juta dalam dua minggu. AS merupakan negara yang paling parah terkena dampak wabah corona di dunia sedang menghadapi kebangkitan kasus baru corona menjelang pemilihan presiden.
Kasus corona meningkat lebih cepat dari sebelumnya. Rekor sebelumnya untuk 1 juta kasus baru terjadi selama lonjakan infeksi corona pada Juli dan Agustus yang memakan waktu 16 hari. Sekarang AS telah mencatat lebih dari 1 juta kasus hanya dalam 14 hari tanpa tanda-tanda wabah melambat.
Pada Kamis (29/10), mengutip Reuters, Amerika Serikat melaporkan 91.254 kasus baru. Rata-rata, lebih dari 77.000 kasus dilaporkan setiap hari dalam tujuh hari terakhir, dua kali lipat dari tingkat yang terlihat dua bulan lalu.
Rawat inap pasien corona mencapai rekor di 21 negara bagian dari 50 negara bagian AS. Kematian juga cenderung lebih tinggi dan telah mencapai hampir 230.000.
Untuk setiap 10.000 orang di Amerika Serikat, lebih dari 272 kasus virus corona telah dilaporkan dan sekitar 7 orang telah meninggal, menurut analisis Reuters. Di Eropa ada 127 kasus dan 4 kematian per 10.000 penduduk.
Baca Juga: Lonjakan kasus Covid-19 dan banjir pasokan, harga minyak anjlok 10% di Oktober
Texas telah melampaui California sebagai negara bagian yang paling parah terkena dampak di Amerika Serikat, dengan Florida di tempat ketiga.
Kasus virus korona global meningkat lebih dari 500.000 untuk pertama kalinya pada Rabu lalu, rekor peningkatan satu hari karena negara-negara di Belahan Bumi Utara melaporkan lonjakan harian.
Banyak pemerintah telah mulai mengambil tindakan yang lebih kuat untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Lebih dari setengah juta nyawa bisa hilang karena corona di seluruh Amerika Serikat sejak akhir Februari 2020, menurut para peneliti di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) Universitas Washington.
Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, Belgia lakukan lockdown nasional mulai Senin (2/11)
Presiden AS Donald Trump, yang mencari masa jabatan kedua pada hari Selasa, telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa negara itu "berputar balik," bahkan ketika kasus baru dan rawat inap melonjak.
Amerika Serikat melakukan 7,7 juta tes virus corona minggu lalu, sebanyak 6,3% kembali positif, dibandingkan dengan 5,4% pada minggu sebelumnya, menurut data dari Proyek Pelacakan COVID, upaya yang dijalankan oleh sukarelawan untuk melacak wabah.
South Dakota memimpin negara dengan tingkat tes positif tertinggi yakni 40%, diikuti oleh Idaho sebesar 34% dan Wyoming 29%. Sebanyak 14 negara bagian memiliki tingkat tes positif lebih dari 10%.
Menurut analisis Reuters, wilayah Selatan mencakup hampir 44% dari semua kasus di Amerika Serikat, dengan hampir 4 juta kasus di wilayah itu saja, diikuti oleh Midwest, Barat dan Timur Laut.