Sumber: AFP | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MADRID. Mantan Raja Spanyol, Juan Carlos, yang tengah menghadapi penyelidikan dalam dan luar negeri terkait kasus korupsi, pada hari Senin mengumumkan bahwa ia akan pergi ke pengasingan.
Pria berusia 82 tahun itu mengungkapkan bahwa dia akan meninggalkan negara itu. Hal itu ia katakan dalam sepucuk surat kepada putranya, Raja Felipe VI, yang menerima keputusannya dan berterima kasih padanya, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan.
"Dipandu oleh keyakinan untuk melayani rakyat Spanyol, lembaga-lembaganya, dan Anda sebagai raja, saya memberi tahu Anda tentang keputusan saya saat ini untuk pergi ke pengasingan di luar Spanyol," tulis Juan Carlos seperti dilansir AFP, Selasa (4/8).
Baca Juga: Operasi pinggul, raja Spanyol dirawat
Juan Carlos mengatakan, keputusan itu ia ambil dengan kesedihan yang mendalam. Namun ia menambahkan bahwa meskipun sedih, keputusan itu dia ambil dalam ketenangan pikiran. Namun Juan Carlos tidak mengungkap kemana ia akan mengasingkan diri.
Penyelidikan tengah berlangsung di Swiss dan Spanyol terhadap Juan Carlos. Dimana penyelidikan itu secara rutin dipublikasikan media setempat. Juan Carlos terjerat pengelolaan dana yang dibayarkan Arab Saudi kepadanya saat ini menjabat sebagai Raja Spanyol.
Mahkamah Agung Spanyol pada Juni lalu mengumumkan penyelidikan untuk meminta tanggungjawab secara hukum terhadap mantan raja tersebut. Namun karena kekebalan hukum yang dimilikinya, maka penyelidikan hanya dilakukan untuk perbuatannya setelah ia turun tahta.
Penyelidikan fokus terhadap dana US$ 100 juta atau setara 85 juta euro yang diduga telah dibayarkan secara diam-diam ke rekening bank Swiss pada 2008.
Baca Juga: Menantu Raja Spanyol terlibat penipuan pajak
Pengacara mantan raja, Javier Sanchez-Junco, mengeluarkan pernyataan Senin mengatakan bahwa kliennya tidak berusaha melarikan diri dari keadilan dengan pergi ke pengasingan dan akan tetap tersedia untuk jaksa penuntut.
Juan Carlos naik tahta pada tahun 1975 setelah kematian diktator fasis Francisco Franco dan memerintah selama 38 tahun sebelum menyerahkan kekuasaan kepada putranya Felipe VI pada Juni 2014.
Dia adalah tokoh yang populer selama beberapa dekade, memainkan peran penting dalam transisi demokrasi dari kediktatoran Franco yang memerintah Spanyol 1939-1975.
Situs web Royal House, yang menerbitkan surat itu, mencatat bahwa Felipe ingin menekankan pentingnya sejarah pemerintahan ayahnya dalam pelayanan Spanyol dan demokrasi.
Penyelidikan terhadap Juan Carlos dibuka di Spanyol pada September 2018 setelah publikasi catatan yang dikaitkan dengan pengusaha Jerman Corinna Larsen, yang diduga mantan nyonya Juan Carlos.
Dia mengklaim telah menerima komisi ketika konsorsium perusahaan Spanyol dianugerahi kontrak kereta api berkecepatan tinggi untuk menghubungkan kota-kota suci Muslim di Mekah dan Madinah di Arab Saudi.
Baca Juga: Gaji keluarga kerajaan Spanyol dipangkas 7%
Larsen mengatakan kepada penyelidik Swiss bahwa dia telah mentransfer hampir 65 juta euro kepada Juan Carlos di Bahama, Transfer dana itu diberikan karena rasa terima kasih dan karena cinta, menurut harian El Pais.
Media Swiss melaporkan Maret lalu bahwa Juan Carlos dibayar US$ 100 juta ke rekening bank Swiss milik Yayasan Panama oleh mendiang Raja Saudi Abdullah pada 2008.
Pada bulan yang sama, The Daily Telegraph di Inggris melaporkan bahwa Felipe VI juga merupakan penerima manfaat dari yayasan tersebut. Karena sebagai putra mahkota ia waktu itu mendapat tunjangan tahunan dari ayahnya hampir 200.000 euro.
Baca Juga: Tragedi kereta api, Spanyol berkabung tiga hari
Outlet online El Espanol melaporkan bahwa pengacara Swiss Dante Canonica mengatakan kepada kantor kejaksaan umum Jenewa bahwa ia telah diperintahkan membuat struktur untuk menyembunyikan dana yang dibayarkan kepada Juan Carlos.