kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mantan tentara yang tertarik pada teknologi (2)


Kamis, 23 Agustus 2018 / 15:02 WIB
Mantan tentara yang tertarik pada teknologi (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Bob Parsons


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Perjalanan Bob Parsons sebagai pengusaha sukses melewati jalan berliku. Sejak kecil, dia sudah harus bekerja mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi keluarga yang lemah lantaran kegemaran orangtuanya berjudi memaksanya untuk bekerja guna hidup. Parsons bahkan sempat menjadi tentara. Di situ ia ditempa jadi sosok yang disiplin. Setelah tidak lagi menjadi tentara, Parsons kuliah dan sempat bekerja kantoran.

Ada banyak hal unik dalam perjalanan hidup seorang Bob Parsons. Pria kelahiran Baltimore, Maryland ini berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah. Keluarganya tinggal di Highlandtown dan berjuang secara finansial karena kedua orang tuanya adalah penjudi. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga sementara ayahnya bekerja sebagai penjual furnitur untuk Montgomery Ward.

Parsons ingat betul, terbatasnya kemampuan orang tuanya untuk memberikan hak-hak dasar sebagai seorang anak kepada Parsons. Sejak kecil Parsons sudah harus mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia semisal, pernah bekerja sebagai loper koran, memompa gas, bekerja di proyek konstruksi atau di pabrik.

Kehidupan yang keras tak lantas membuat Parsons meninggalkan bangku pendidikan. Dia tercatat sebagai salah satu lulusan terbaik di kampusnya. Pada tahun 1975, Bob Parsons mengambil jurusan akuntansi di Universitas Baltimore.

Yang juga menarik, sebelum duduk di bangku kuliahm Parsons menyebut bahwa dirinya pernah bertugas sebagai Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), bahkan ikut terjun langsung dalam perang di Vietnam.

Aksinya dalam militer terbilang cukup spektakuler. Kala bertugas, dirinya menerima sejumlah medali kehormatan dari Pemerintah Amerika Serikat. Medali tersebut diperolehnya lantaran iasempat terkena luka tembakan saat bertugas di Vietnam hingga harus mendapatkan perawatan selama dua bulan.

Kiprahnya di dunia militer juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah hingga Parsons mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Univeristas Baltimore. Pria kelahiran 27 November 1950 ini mengaku, pengalamannya semasa bertugas sebagai tentara di zona perang yang berjasa membuatnya menjadi orang yang disiplin dan berani mengambil keputusan. Bahkan, Parsons menjamin kalau saja dirinya tidak pernah masuk ke dalam dunia militer, Ia mengaku tidak akan menjadi seorang miliarder seperti sekarang.

Kemudian, ketertarikannya dalam teknologi, muncul ketika pria ini meniti karir di sebuah perusahaan teknologi informasi (TI) setelah lulus kuliah. Di sana Parsons belajar membuat dan menjual perangkat lunak yang menjadi cikal bakal kekayaannya di masa depan lewat GoDaddy.

Pengalaman Parsons di dunia TI yang sudah cukup mumpuni membuatnya berani mendirikan grup perusahaan GoDaddy pada tahun 1997 termasuk nama domain GoDaddy.com, reseller registrar Wild West Domains, dan Blue Razor Domains. Sekitar 14 tahun membesarkan GoDaddy, dia memutuskan untuk menjual sebagian besar saham GoDaddy dan mundur sebagai chief executive officer (CEO).

Kendati tidak lagi aktif mengelola GoDaddy bukan berarti Parsons berhenti berbisnis. Ia bahkan merambah berbagai sektor bisnis antara lain diler motor, bengkel modifikasi motor, lapangan golf pribadi, perusahaan produksi tongkat golf, perusahaan iklan, perusahaan pengelola investasi, sejumlah bisnis properti.

Salah satu bisnis yang tengah ditekuninya antara lain bisnis jual beli motor besar. Ia telah bekerjasama dengan Harley Davidson dan memiliki sejumlah diler resmi motor besar di Amerika, antara lain, Arizona, Missisippi dan Tennessee.

Parsons juga memiliki salah satu bengkel modifikasi motor terpopuler di negaranya, yakni Scottsdale-based Spooky Fast Customs. Kecintaannya dalam berbisnis terutama motor besar, Ia wujudkan dengan mendirikan kios penjualan motor Harley Davidson terbesar di dunia pada tahun 2015 dengan luas sebesar 150.000 m².

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×