kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Margarita Louis Dreyfus, nahkoda bisnis komoditas


Senin, 08 Juli 2013 / 20:35 WIB
Margarita Louis Dreyfus, nahkoda bisnis komoditas
ILUSTRASI. SSSTiktok Itu Apa? Situs Download Video TikTok yang Bisa Menghilangkan Watermark


Reporter: Nina Dwiantika, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

perempuan identik dengan urusan domestik rumah tangga, seperti mendidik anak, dan mengatur keuangan rumah tangga. Tapi, tidak semua perempuan menjalani peran mereka sebagai ibu rumah tangga.
Tengok saja kisah perempuan kebangsaan Swiss, Margarita Louis Dreyfus. Mengawali kariernya sebagai ibu rumah tangga, Margarita kini telah menjema menjadi salah satu dalam deretan 100 perempuan paling berpengaruh di seantero dunia.

Margarita masuk dalam sosok berpengaruh lantaran perannya sebagai pebisnis perempuan yang sukses membawa Louis Dreyfus Group menjadi salah satu perusahaan komoditas terbesar di dunia.  Forbes melansir, kekayaan bersih Margarita mencapai US$ 6 miliar, hingga Maret 2013. Kekayaan itu diraih dari pendapatan tahunan yang diprediksi mencapai US$ 59,56 juta.

Total kekayaannya menjadikan Margarita duduk di peringkat ketiga dalam jajaran orang terkaya di seluruh Swiss. Di peringkat dunia, kekayaan Margarita berada di posisi 198. Asal tahu saja, Louis DreyfusGroup adalah perusahaan konglomerasi Perancis yang berjaya sejak 1851 silam. Bisnis Louis DreyfusGroup meliputi komoditas pertanian, minyak, energi.

Bisa dibilang, Louis DreyfusGroup merupakan perusahaan yang menguasai sektor hulu hingga hilir komoditas global. Yakni mulai dari pengolahan, perdagangan, serta pengangkutan. Anak usaha Louis Dreyfus Group, yakni Louis Dreyfus Commodities (LDC), menguasai perdagangan komoditas di 90 negara. Saban tahunnya, LDC mendistribusikan sekitar 70 juta ton barang komoditas.

Tidak cuma berjaya di bisnis komoditas, Louis Dreyfus Group kini merambah bisnis perkapalan, infrastruktur telekomunikasi dan real estate. Hitungan Forbes, perusahaan yang berbasis di Amsterdam, Belanda ini memiliki total aset mencapai US$ 24 miliar.
Sejatinya, kekayaan perempuankelahiran Prancis ini tak lepas dari kisah sukses sang suami, Robert Louis Dreyfus. Keduanya menikah pada tahun 1992 silam. Saat itu, Robert menjadi pucuk pimpinan Louis Dreyfus Group.

Tak disangka, Robert meninggal pada tahun 2009, akibat penyakit leukemia. Sebelum Robert meninggal dunia, dia meneken surat wasiat untuk istri dan ketiga anaknya. Isinya, Robert menunjuk istrinya sebagai wali amanat perusahaan. Margarita, kemudian mengambil peran sang suami menjalankan roda bisnis perusahaan. Tangan dingin Margarita menahkodai Louis Dreyfus Group secara penuh pada 2011. Kala itu, pemimpin perusahaan, yakni Jacques Veyrat meninggalkan perusahaan.

Tangan dingin Margarita lah yang sukses membesut Louis Dreyfus Group menjadi penguasa komoditas global. Langkah paling ekstrem yang dilakukan Margarita adalah melepas unit usaha komoditas di Brasil, yakni Biosev SA di pasar modal.
Biosev melepas 53,66 juta saham lewat Initial public offering (IPO) pada April 2013 kemarin. Dana segar yang dikantongi mencapai US$ 402,5 juta.

Perhelatan IPO ini terbilang mengejutkan karena ini yang pertama kali sejak Louis DreyfusGroup berdiri pada 160 tahun lalu. Bahkan, sang induk yakni Louis Dreyfus Group dikabarkan bakal melakukan IPO.Tidak cuma itu, dalam tempo lima tahun mendatang, Margarita berambisi memperbesar kerajaan bisnisnya lewat sejumlah akuisisi.

Margarita menyiapkan dana sebesar US$ 7 miliar untuk mencaplok sejumlah perusahaan. Sumber Reuters menyebutkan, kepemilikan Margarita di Louis Dreyfus Group kini telah meningkat menjadi 65,1%, dibandingkan 50% pada beberapa tahun lalu. n



Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×