kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Market masih panik pasca pemangkasan suku bunga The Fed, ini sejumlah buktinya


Rabu, 04 Maret 2020 / 05:30 WIB
Market masih panik pasca pemangkasan suku bunga The Fed, ini sejumlah buktinya
ILUSTRASI. Bursa AS. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ketika virus corona menyebar di Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat, Federal Reserve AS memutuskan untuk memangkas suku bunga pada hari Selasa (3/3/2020). Ini merupakan langkah darurat yang bertujuan untuk mencegah resesi global seiring dampak penyebaran virus yang menjatuhkan korban pada industri perjalanan udara, pariwisata dan industri lainnya.

Meskipun The Fed menunjukkan upaya untuk membendung dampak ekonomi dari virus corona, pasar keuangan global masih cemas. Lihat saja. Data reuters menunjukkan, pasar saham global anjlok cukup dalam pada Selasa. 

Indeks saham AS turun lebih dari 2%. Dow Jones Industrial Average turun 2,94% menjadi 25.917,41. Indeks S&P 500 melorot 2,1% menjadi 3.003,37. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 2,99% menjadi 8.684,09.

Baca Juga: Amerika habis-habisan melawan corona, Seattle laporkan lagi 3 korban meninggal
 
Sementara itu, harga emas berjangka yang merupakan aset safe-haven gold naik 3,1%. 

Di sisi lain, dollar AS melemah. Indeks dollar melemah 0,4% dengan euro menguat 0,4% menjadi US$ 1,1177 dan yen Jepang menguat 1,02% menjadi 107,24 per dollar. 

Bagaimana dengan minyak? Harga minyak ditutup mixed. 

Harga minyak Brent turun 4 sen per barel menjadi US$ 51,86 per barel, setelah sebelumnya sempat melonjak ke posisi US$ 53,90 pasca pemangkasan suku bunga. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 43 sen per barel menjadi US$ 47,18 per barel setelah sempat diperdagangkan di posisi US$ 48,66 per barel. 

Baca Juga: Mengejutkan! The Fed cukur bunga 50 bps, pemotongan terbesar sejak 2008

Sepertinya, analis dan investor mempertanyakan apakah penurunan suku bunga akan cukup jika virus terus menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa virus corona akan membebani ekonomi AS untuk beberapa waktu dan ia percaya tindakan bank sentral akan memberikan "dorongan berarti bagi ekonomi."

Namun, kemerosotan dalam pasar saham dan kenaikan safe-havens menunjukkan pasar melihat tindakan Fed tidak memadai untuk epidemi yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia dan mengancam akan memperlambat pertumbuhan global secara signifikan.

"Tindakan pre-emptive the Fed terhadap virus corona telah menjadi bumerang," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors di Boston. "Reaksi market telah memberi isyarat kepada pasar bahwa virus corona setara dengan hal-hal seperti Great Depression, gelembung teknologi-media-telekomunikasi atau krisis keuangan global."

Permintaan turun dan rantai pasokan telah terganggu. Menurut Arone, ini merupakan gejala yang tidak bisa disembuhkan dengan menurunkan tingkat suku bunga.

Keputusan dengan suara bulat oleh para pembuat kebijakan untuk memotong suku bunga sebelum pertemuan kebijakan terjadwal berikutnya pada 17-18 Maret mencerminkan urgensi yang diperlukan Fed untuk bertindak untuk mencegah potensi resesi global.

Baca Juga: Tunggu suku bunga dipangkas lagi, indeks IDMA bakal kembali naik

Saham-saham di Wall Street pada awalnya melonjak lebih dari 2% pasca pernyataan mengejutkan The Fed. Tetapi rata-rata industri baik di Dow Jones, indeks Nasdaq dan S&P 500 berbalik arah dalam perdagangan sore dan masing-masing ditutup mendekati 3%.

Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco di New York menilai, investor tidak mengharapkan penurunan suku bunga yang berasal dari pertemuan darurat Fed, yang menyuntikkan kegelisahan ke pasar karena menarik paralel dengan krisis keuangan global.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Gara-gara corona, The Fed pangkas suku bunga 50 bps

"Ada perselisihan itu, lalu ada pengakuan bahwa mungkin ini bukan ide yang baik, atau bahkan lebih buruk, mungkin ini adalah tanda bahwa banyak hal jauh lebih buruk daripada yang kita duga," katanya.

Selain itu, lanjut Hooper, penurunan imbal hasil Treasury bertenor 10-tahun di bawah 1% menunjukkan ekspektasi pertumbuhan yang menurun, terutama karena jumlah epidemi pada perekonomian masih belum jelas.

Baca Juga: Wall Street bersorak setelah The Fed pangkas suku bunga

"Tentu saja investor harus siap, mencari peluang membeli, tetapi ini tidak terasa seperti sudah mencapai dasar," katanya.

The Fed memiliki sedikit ruang untuk bermanuver jika virus corona semakin dalam dan dilihat sebagai krisis kesehatan dan mendorong dunia atau Amerika Serikat ke dalam resesi. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×