kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Masa Depan Teknologi Penerus Bill Gates Ada di Tangan Generasi Vibe Coding


Minggu, 21 September 2025 / 11:40 WIB
Masa Depan Teknologi Penerus Bill Gates Ada di Tangan Generasi Vibe Coding
Alexandr Wang, CEO Scale AI, tiba untuk pertemuan dengan investor internasional di IA di Istana Elysee sebagai bagian dari KTT Aksi Kecerdasan Buatan (AI) di Paris, Prancis, 10 Februari 2025. REUTERS/Gonzalo Fuentes


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alexandr Wang, miliarder muda yang dikenal sebagai pendiri perusahaan AI dan kini berusia 28 tahun, menyebut bahwa generasi penerus tokoh teknologi besar seperti Bill Gates akan lahir dari anak-anak berusia 13 tahun yang saat ini sedang “vibe coding”.

Wang, yang menjadi miliarder swadaya termuda di dunia pada usia 24 tahun, kini memimpin salah satu proyek kecerdasan buatan paling ambisius di Silicon Valley bersama Meta. 

Dalam 60 hari pertamanya di perusahaan itu, ia berhasil membangun laboratorium beranggotakan 100 orang yang disebutnya “lebih kecil, tapi berisi talenta paling padat dibanding laboratorium lain.”

Ambisi Wang jelas: membangun superintelligence.

Baca Juga: Huawei Ajak Industri Bersiap Hadapi Masa Depan di IP Club 2025

Dalam wawancara dengan podcast TBPN, Wang menegaskan bahwa anak-anak Gen Alpha sebaiknya menghabiskan waktu mereka bukan untuk bermain gim atau aktivitas hobi biasa, melainkan untuk vibe coding, istilah yang ia gunakan untuk mendeskripsikan cara baru menulis kode dengan bantuan AI.

“Kalau kamu berusia 13 tahun, kamu sebaiknya menghabiskan seluruh waktumu untuk vibe coding. Begitulah seharusnya kamu hidup,” kata Wang.

Menurutnya, momen yang terjadi sekarang mirip dengan era awal revolusi komputer pribadi.

Bill Gates dan Mark Zuckerberg memiliki keunggulan besar karena sejak muda terbiasa bereksperimen dengan komputer generasi pertama. Kini, anak-anak yang menekuni vibe coding sejak dini berpotensi memiliki keunggulan serupa dalam ekonomi masa depan.

“Ini momen diskontinuitas. Kalau kamu menghabiskan 10.000 jam bermain dengan alat-alat AI dan tahu cara menggunakannya lebih baik dari orang lain, itu keuntungan besar,” jelasnya.

Wang juga menegaskan bahwa seluruh kode yang pernah ia tulis kelak akan digantikan AI.

Menurutnya, hal penting bukan lagi sekadar memahami sintaks atau bahasa pemrograman tertentu, melainkan kemampuan bereksperimen dan mengarahkan AI untuk menghasilkan karya terbaik.

Baca Juga: Demi Kualitas, Konsumen Bersedia Membayar Lebih Untuk Teknologi 5G Advanced

Di Meta, Wang membagi laboratoriumnya ke dalam tiga pilar utama: riset, produk, dan infrastruktur. Riset bertugas membangun model AI menuju superintelligence.

Produk memastikan teknologi itu bisa menjangkau miliaran pengguna melalui platform Meta. Sementara infrastruktur berfokus pada pembangunan pusat data berskala raksasa.

Wang juga menaruh perhatian khusus pada perangkat keras. Ia menyebut kacamata pintar terbaru Meta sebagai “mekanisme alami” untuk menghadirkan superintelligence yang bisa melekat pada indera manusia.

“Rasanya seperti peningkatan kognitif. Kamu akan seakan mendapat tambahan 100 poin IQ karena superintelligence ada tepat di samping mu,” katanya.

Vibe coding merujuk pada penggunaan perintah bahasa alami untuk menghasilkan dan menyempurnakan kode. Bukan lagi menulis sintaks kompleks, melainkan menjelaskan niat pengguna agar AI menciptakan prototipe yang berfungsi.

Konsep ini mulai diadopsi luas di Silicon Valley. CEO Klarna Sebastian Siemiatkowski mengaku kini bisa menguji ide dalam 20 menit, yang sebelumnya membutuhkan waktu berminggu-minggu.

Baca Juga: SBY Sebut Masa Depan Dunia di Tangan 5 Pemimpin Negara Ini

CEO Google Sundar Pichai bahkan mengungkapkan lebih dari 30% kode baru di perusahaannya sudah dihasilkan AI, menyebutnya sebagai lompatan terbesar dalam 25 tahun terakhir.

Namun, bagi Wang, vibe coding bukan sekadar trik produktivitas. Ia menyebutnya sebagai tuntutan budaya baru. Intinya bukan pada hasil kode, melainkan jam terbang membangun intuisi melalui eksplorasi AI.

“Peran seorang engineer sekarang benar-benar berbeda dari sebelumnya,” tegas Wang.

Selanjutnya: Panduan Cara Membagikan Link Grup WhatsApp Agar Lebih Aman

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×