Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Armada Laut Hitam Rusia sedang melacak kapal perusak Naga milik Angkatan Laut Inggris yang memasuki Laut Hitam, Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin (5/10).
"Pasukan dan kemampuan Armada Laut Hitam mulai melacak kapal perusak Naga Angkatan Laut Inggris yang memasuki Laut Hitam pada 4 Oktober 2020," kata Pusat Kontrol Pertahanan Nasional seperti dilansir kantor berita TASS.
Naga adalah kapal perusak canggih Tipe 45 yang dirancang untuk beroperasi sebagai bagian dari kelompok serbaguna kapal induk. Kapal perang ini punya kemampuan pertahanan perang udara dan anti-kapal selam.
Bukan cuma itu, kapal perusak Naga sanggup bertempur melawan kapal perang dan kapal selam musuh, mengirimkan serangan rudal terhadap target di darat, serta menjalankan misi lainnya.
Baca Juga: Rusia: Kehadiran militer NATO di dekat perbatasan merupakan potensi ancaman
Laut Hitam memanas
Kapal perusak Naga dipersenjatai dengan sistem rudal anti-pesawat Sea Viper, dengan radar multi-fungsi yang secara bersamaan melacak dan mencegat beberapa target udara.
Selain itu, kapal perusak Naga dilengkapi dengan sistem dan sensor senjata berteknologi tinggi lainnya. Secara keseluruhan, Inggris membangun 6 kapal perusak Tipe 45 sejak 2010 lalu bernilai 900 juta poundsterling.
Belakangan, Laut Hitam memanas. Ini seiring kehadiran kapal perang Amerika Serikat (AS) di perairan yang juga menjadi halaman Rusia tersebut pada pertengahan September lalu.
Dua kapal Angkatan Laut AS memasuki Laut Hitam di waktu yang berbeda. Yakni, kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Roosevelt (DDG 80) dan kapal transportasi cepat kelas Spearhead USNS Yuma.
Baca Juga: China ikut bergabung, Putin sambangi latihan militer Rusia besar-besaran
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, kapal perang Angkatan Laut negara non-pesisir hampir terus-menerus berada di Laut Hitam.
"Dan, tentang armada (anggota NATO) di Laut Hitam, tidak hanya negara-negara regional yang memiliki armada dan kapalnya di sana," kata Shoigu pada pertengahan September lalu.
"Ini telah menjadi (praktik) reguler. Kami melacak pergerakan (kapal-kapal itu)," ungkapnya dalam wawancara dengan channel Rossiya'1 seperti TASS lansir.
"Apa yang mereka lakukan di sana? Secara alami, kami melakukan yang terbaik untuk mencegah ancaman apa pun bagi negara kami," tambah Shoigu.