kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Mayoritas Pekerja Boeing yang Mogok Tak Tertarik dengan Tawaran Kontrak Terbaru


Rabu, 25 September 2024 / 20:00 WIB
Mayoritas Pekerja Boeing yang Mogok Tak Tertarik dengan Tawaran Kontrak Terbaru
ILUSTRASI. Serikat pekerja Boeing mengumumkan bahwa survei internal menunjukkan mayoritas anggotanya menolak tawaran kenaikan gaji terbaru. REUTERS/Peter Cziborra


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa malam, serikat pekerja yang mewakili ribuan pekerja pabrik Boeing (BA.N) di AS mengumumkan bahwa survei internal menunjukkan mayoritas anggotanya menolak tawaran kenaikan gaji terbaru dari perusahaan. Boeing sebelumnya telah menggambarkan proposal ini sebagai "penawaran terbaik dan final" mereka.

Boeing, yang awalnya menetapkan batas waktu Jumat untuk pemungutan suara mengenai kontrak baru, memperpanjang tenggat waktu setelah serikat menolak batas waktu tersebut.

Lebih dari 32.000 pekerja Boeing di wilayah Seattle dan Portland, Oregon, telah melakukan pemogokan sejak 13 September. Ini merupakan aksi mogok pertama sejak tahun 2008, dan telah menghentikan produksi pesawat termasuk model terlaris Boeing, 737 MAX.

Baca Juga: Boeing Usulkan Tawarkan Terakhir pada Ribuan Karyawannya yang Mogok

Penolakan Tawaran Gaji Terbaru

Sebanyak 95% pekerja menolak tawaran awal Boeing berupa kenaikan gaji 25% selama empat tahun, yang memicu pemogokan. Boeing kemudian mengajukan proposal perbaikan pada Senin, yang menawarkan kenaikan gaji hingga 30% serta mengembalikan bonus kinerja.

Namun, menurut survei yang dilakukan oleh International Association of Machinists and Aerospace Workers District 751, tawaran ini masih dianggap tidak cukup.

"Hasil survei dari kemarin sangat jelas, hampir sama kuatnya dengan tawaran pertama: anggota tidak tertarik dengan tawaran terbaru perusahaan," kata serikat pekerja pada Selasa malam.

Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji sebesar 40% serta pemulihan manfaat pensiun berbasis keuntungan yang telah dihapus dari kontrak satu dekade yang lalu.

Boeing Tidak Bernegosiasi

Tawaran terbaru Boeing pada Senin diberikan tanpa proses negosiasi terlebih dahulu dengan serikat pekerja. Serikat menolak untuk segera mengadakan pemungutan suara atas tawaran tersebut, dengan alasan bahwa mereka perlu mengadakan survei kepada anggotanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

"Kami mendengar kalian, dan kalian telah memberi tahu kami dengan sangat jelas bahwa proposal ini belum cukup untuk memenuhi prioritas anggota kami," ungkap serikat pekerja.

Baca Juga: Bersiap Pemogokan Kerja Panjang, Boeing Berhentikan Sementara Ribuan Karyawan

Serikat juga menyatakan kesiapannya untuk menjadwalkan pembicaraan mediasi atau langsung dengan Boeing guna mencapai resolusi atas pemogokan ini.

Kemunduran dan Pengaruhnya Terhadap Boeing

Boeing telah beberapa kali menarik kembali keputusannya selama proses ini, yang dinilai oleh para ahli perburuhan sebagai kemunduran yang dapat mengurangi kredibilitas perusahaan.

Sebelum pemogokan dimulai, kepala divisi pesawat komersial Boeing, Stephanie Pope, mengatakan kepada para pekerja bahwa proposal awal perusahaan adalah kesepakatan terbaik yang bisa mereka dapatkan. Namun, pada Senin, perusahaan kembali menawarkan kesepakatan yang lebih baik.

"Ini bukan langkah yang baik bagi Boeing untuk mengatakan bahwa ini adalah tawaran final mereka, lalu dengan cepat menarik kembali dan menawarkan sesuatu yang lebih baik," kata Harry Katz, seorang profesor perundingan kolektif di Cornell University's School of Industrial and Labor Relations.

Para pekerja yang mogok diperkirakan akan kehilangan gaji pertama mereka pada Kamis mendatang. Katz menyarankan agar para pekerja mempertimbangkan tawaran terbaru dari Boeing, yang menurutnya adalah tawaran yang cukup solid.

Dampak Ekonomi dari Pemogokan

Pemogokan ini menjadi salah satu peristiwa besar dalam tahun yang penuh tantangan bagi Boeing, yang sebelumnya juga menghadapi insiden di bulan Januari ketika panel pintu pesawat 737 MAX terlepas saat penerbangan.

Baca Juga: Boeing Berpotensi Rugi hingga US$ 3,5 Miliar Jika Aksi Mogok Pekerja Berlarut-larut

Selama pemogokan berlangsung, Boeing menghentikan perekrutan karyawan baru dan mulai melakukan furlough atau cuti tidak dibayar untuk ribuan pekerja di AS guna mengurangi biaya operasional.

Karyawan yang tidak tergabung dalam serikat pekerja diminta untuk mengambil cuti selama satu minggu setiap empat minggu secara bergilir selama pemogokan ini berlangsung.

Menurut firma analisis data ekonomi IMPLAN, jika pemogokan ini berlanjut hingga 27 September, hal ini diperkirakan akan mengurangi Produk Domestik Bruto (PDB) AS sebesar US$1 miliar, dan menyebabkan kehilangan pendapatan tenaga kerja hingga US$500 juta.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×