kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Mayoritas pemilih Partai Demokrat ingin Donald Trump dilengserkan


Rabu, 09 Oktober 2019 / 09:54 WIB
Mayoritas pemilih Partai Demokrat ingin Donald Trump dilengserkan
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Posisi politik Presiden Amerika Serikat (AS) makin terpojok. Hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan, sebagian besar konstituen Partai Demokrat ingin memakzulkan Trump. Bahkan jika itu berarti harus melemahkan peluang partai mereka memenangkan kembali tiket ke Gedung Putih dalam pemilihan tahun 2020 mendatang.

Jajak pendapat, yang dilakukan pada Senin (7/10) dan Selasa (8/10) menemukan bahwa 55% dari konstituen Partai Demokrat mengatakan para pemimpin Partai Demokrat harus maju terus dengan pemakzulan. Bahkan kalau harus melalui proses panjang dan mahal yang dapat melemahkan peluang Demokrat untuk memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2020.

Baca Juga: China tidak berniat intervensi urusan AS terkait saran Trump untuk menyelidiki Biden

Dan bahkan jumlah yang lebih tinggi yakni 66% dari pemilih Demokrat, setuju bahwa Kongres AS harus mengejar pemakzulan terhadap Trump.

Secara keseluruhan, jajak pendapat menemukan dukungan untuk impeachment tetap tidak berubah secara keseluruhan di antara semua orang Amerika yakni sebesar 45% sejak minggu lalu. Tetapi oposisi terhadap impeachment turun 2 poin persentase dari minggu lalu menjadi 39%.

Di antara mereka yang mengaku sebagai pemilih Demokrat, sebanyak 79% diantaranya menyatakan Trump harus dimakzulkan, naik 5 poin persentase dari jajak pendapat serupa yang berlangsung 26-30 September 2019.

Hanya 12% dari pemilih Partai Republik dan sekitar 1 dari 3 orang independen mendukung pemakzulan, sebagian besar tidak berubah dari minggu lalu.

Dukungan untuk memakzulkan Trump telah meningkat sejak akhir September setelah seorang pejabat intelijen AS yang tidak dikenal mengajukan pengaduan yang menuduh Presiden Trump menekan Ukraina untuk menjerat calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan putranya dalam penyelidikan kasus korupsi.

Baca Juga: Inilah dua diplomat AS yang akan memberikan kesaksian tentang Trump dan Ukraina

Biden, mantan wakil presiden AS merupakan favorit awal untuk memenangkan nominasi calon presiden AS dari Partai Demokrat. Dari jajak pendapat menunjukkan Biden lebih unggul daripada kandidat Partai Demokrat lainnya termasuk Senator Elizabeth Warren dan Bernie Sanders.

Pengaduan whistleblower, dikecam oleh Trump sebagai "perburuan penyihir" yang dilakukan oleh musuh-musuh politiknya.

Trump mengatakan dia bertindak dalam tugasnya untuk memberantas korupsi. Pekan lalu, Trump juga menyatakan China juga harus menyelidiki Biden.

Secara keseluruhan, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan sebanyak 51% dari semua orang Amerika setuju bahwa Trump "menekan" Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Biden, sementara 27% tidak setuju.

Baca Juga: Inilah mereka-mereka yang terlibat dalam drama kasus skandal Trump-Ukraina

Dan 59% setuju Kongres AS harus menyelidiki Presiden Trump. Hasil poling itu juga menunjukkan, sebanyak 39% mengatakan mereka menyetujui pekerjaan yang dilakukan Trump dan 55% tidak setuju.

Elaine Kamarck, seorang rekan senior di Brookings Institution, mengatakan jajak pendapat menunjukkan berapa banyak pemilih Demokrat telah berada di baris belakang Ketua Kongres AS Demokrat Nancy Pelosi dalam melakukan penyelidikan impeachment.

"Panggilan telepon itu (antara Trump dan Zelensky) mengubah segalanya," kata Kamarck seperti dikutip Reuters.

Pemilih Demokrat Moneque Jarmon, 51, dari Philadelphia mengatakan dia ragu Trump akan dicopot dari jabatannya melalui proses pemakzulan. Tetapi penting untuk menetapkan preseden bahwa presiden bertanggung jawab atas tindakannya.

"Fakta bahwa dia men-tweet setiap beberapa menit, perilaku berisiko yang dia lakukan - dia beriklan bahwa dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan, seperti dia presiden dan tidak ada yang bisa menyentuhnya," katanya. "Semakin lama dia tinggal di sana, semakin banyak kerusakan yang akan dia lakukan."

Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Ini mengumpulkan tanggapan dari 1.118 orang dewasa, termasuk 454 yang mengidentifikasi sebagai pemilih Demokrat dan 457 yang mengidentifikasi sebagai pemilih Republik. Survei ini memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi 5 poin persentase.

Baca Juga: Jelang pembicaraan dagang, tensi AS-China malah kembali memanas



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×