kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melancong ke Eropa, waspadai dampak hawa panas pada transportasi umum ini


Minggu, 28 Juli 2019 / 06:45 WIB
Melancong ke Eropa, waspadai dampak hawa panas pada transportasi umum ini


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. Kalau Anda sedang bepergian dengan kereta api saat ini di Eropa, Anda beruntung jika sistem pendingin udara di kereta berfungsi baik. Di negara teknologi maju sekali pun, perangkat yang dipasang sering mengalami gangguan, jika suhu udara mencapai tingkat ekstrem.

Tapi Anda juga harus bersiap-siap mengalami keterlambatan kereta api, atau malah kekacauan jadwal. Karena sistem sinyal kereta api di sepanjang rel juga sering bermasalah.

Baca Juga: Pelemahan ekonomi global diperkirakan bakal berlanjut

Suhu udara tinggi dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem sinyal transportasi rel. Bukan hanya itu, di beberapa tempat, rel-rel kereta malah bisa bengkok di bawah teriknya matahari. Fenomena ini dikenal sebagai "sun kink".

Seorang juru bicara perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn mengakui, bahwa "teknologi kami telah mencapai batasnya dalam suhu ekstrem ini."

Akibatnya, keberangkatan sejumlah kereta harus dibatalkan atau ditunda. Hal itu terjadi di Jerman sepanjang minggu ini. Di Prancis dan Inggris, otoritas berwenang mengimbau para penumpang untuk menghindari perjalanan kereta api, jika memungkinkan.

Bepergian dengan mobil juga terhambat

Orang Jerman dikenal gila mobil. Tetapi meski mobil mereka bisa lari kencang dan di jalan tol tidak ada pembatasan kecepatan secara umum, mereka tidak bisa apa-apa kalau di permukaan jalan aspal mendadak terdapat lubang menganga.

Baca Juga: Negara Terkena Sanksi Ekonomi, The Rich Kids of Tehran Tetap Beraksi

Panas yang ekstrem bisa menyebabkan aspal mencair dan permukaan beton melengkung dan patah. Di Jerman ini disebut sebagai "blow-up." Lempengan beton tidak memiliki cukup ruang untuk memuai setelah terkena panas. Lempengan itu kemudian saling dorong dan akhirnya patah. Hal ini terutama terjadi pada bagian jalan yang relatif sudah tua.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×